Lesson Study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan. Hal itu berlandaskan prinsip-prinsip legalitas untuk saling membantu dalam belajar dan membangun komunitas belajar.
Hal itu diungkapkan Konsultan Pendamping Lesson Study Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Sukirman MPd, dalam kegiatan Workshop Lesson Study di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang (FBS Unnes), 19-20 Februari 2013.
Sukirman menjelaskan, “kelompok belajar” ini mempunyai beberapa keunggulan. “Di antaranya merupakan cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat menghasilkan dosen yang profesional dan inovatif,” ujarnya.
Pemateri lain yang sekaligus Ketua Tim Ketua Tim Lesson Study Bambang Hartono MHum mengungkapkan, tujuan diadakannnya workshop adalah untuk mengembangkan profesi dan strategi pembinaan profesionalitas serta kualitas pendidik. “Setiap waktu, kualitas dan kinerja para dosen dan tenaga kependidikan harus ditingkatkan,” kata Bambang.
Selain Sukirman dan Bambang Hartono, hadir pula pemateri lain yaitu Dr Iwan Junaedi, Agus Yuwono MSi, dan Tijan MSi.
Materi
Di hari pertama, materi yang disampaikan yaitu filsafat dan aplikasi Lesson Study. Hari kedua, peserta akan mendapat materi kebijakan pengembangan pembelajaran aktif, pembelajaran aktif bermakna, pengembangan material teaching, dan pengembangan perangkat pembelajaran.
Setelah workshop ini, nantinya akan diadakan praktik yang diikuti lima program studi (Prodi) di FBS Unnes. Lima Prodi tersebut adalah Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Jawa, Bahasa dan Sastra Inggris, Seni Musik, dan Bahasa Arab.
“Harapannya, Prodi yang telah melakukan Lesson Study dapat menjadi centre of excellent atau pusat pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas,” kata Bambang.
(Liliek Handoko-FBS)