Semarang, unnes.ac.id. Harmoni keberagaman. Itulah tema sentral yang diangkat oleh ratusan mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes yang terlibat dalam arak-arakan budaya, Jumat (15/10), di kampus Sekaran.
Arak-arakan tersebut merupakan bagian dari pembukaan Bulan Bahasa FBS 2010, setelah sesaat sebelumnya Pembantu Rektor Bidang Pengembangan dan Kerja Sama (PR IV) Prof Dr Fathur Rokhman MHum memanah balon udara sebagai pertanda serangkaian acara itu dimulai.
Memang sajian, juga yang ikut arak-arakan, tidaklah tunggal nada. Di atas panggung terbuka, ada tarian, baca puisi enam bahasa, juga atraksi melukis di kanvas oleh Purwanto, dosen Seni Rupa. Sementara di barisan arak-arakan, ada yang berdandan dengan pakaian tradisional Jawa, namun di bagian lain ada pula yang serasa berasal dari planet lain.
Konservasi Nilai
“Bulan Bahasa merupakan momentum penting untuk memompa semangat Unnes dalam mengembangkan diri sebagai Universitas konservasi,” kata Prof Fathur.
Dia juga mengatakan, semangat konservasi sebenarnya sudah mengkristal dalam diri seluruh warga Unnes. “Karena itu, kristalisasi ini perlu kita lengkapi bersama, lebih-lebih pada bulan bahasa ini, lewat karya-karya kreatif dosen dan mahasiswa,” katanya.
Menurutnya, ada dua pilar dalam konservasi, yakni pilar konservasi fisik berupa lingkungan yang asri dan pilar konservasi nilai. “Tentu dalam bulan bahasa ini, kita bisa mengisi dua pilar tersebut. Yang paling relevan, saya kira pilar nilai,” katanya.
Di dalam pilar nilai, lanjut PR IV, ada nilai pembangunan karakter, sikap positif terhadap bahasa Indonesia, serta sikap positif terhadap bahasa daerah dan bahasa asing. “Selain itu, sikap dalam mengekspresikan budaya yang beragam sebagai salah satu kekayaan yang bisa menyatukan persahabatan.”
Melalui bahasa, lanjut Prof Fathur, dapat diungkapkan perasaan kesedihan, ceria, dan cinta. “Dengan bahasa pula kita mengungkap konservasi Unnes,” imbuhnya.