Makna filosofis dalam kebudayaan Jawa tersimpan dalam berbagai produk kultural dan perilaku masyarakat pendukungnya. Di tengah berbagai permasalahan bangsa, seperti isu radikalisme, intoleransi, korupsi, dan semangat kebangsaan yang mesti terus dipupuk, kearifan Jawa menjadi penting untuk tidak sekadar diingat kembali, namun juga dihayati dan menjadi perilaku.
Demikian latar belakang penyelenggaraan Seminar Nasional “Kearifan Jawa” oleh Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang bekerja sama dengan Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Jawa Tengah, Kamis, 2 November 2017. Seminar bertempat di Dekanat Fakultas Bahasa dan Seni UNNES ini akan menghadirkan pembicara Guru Besar Filsafat Jawa yang juga Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof Dr Sutrisna Wibawa MPd; Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Dr Sri Puryono; dosen Universitas Indonesia yang juga Ketua ATL Pusat, Dr Pudentia MPSS; dan dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa UNNES, Bambang Indiatmoko PhD.
Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa UNNES Widodo mengatakan, kearifan Jawa dalam perkembangannya telah membaur dalam berbagai bidang. Selain bahasa, sastra, dan seni, kearifan Jawa ada di hampir setiap sendi kehidupan masyarakat, seperti teknologi, sains, olahraga, pertanian, pariwisata, kesehatan, hingga hukum. “Untuk itu, kearifan Jawa perlu dihadirkan dalam berbagai perspektif. Seminar ini diharapkan mampu menampung berbagai pemikiran sebagai upaya untuk tidak sekadar mengingat, tetapi juga berupaya mewujudkannya dalam perilaku positif,” ujarnya.
Widodo mengatakan seminar terbuka untuk dosen, mahasiswa, guru, staf dinas, hingga masyarakat umum yang memiliki perhatian terhadap isu-isu kebudayaan. Selain menjadi peserta, siapa pun dapat menjadi menjadi pemakalah. Hasil dari makalah yang dipresentasikan akan dimuat dalam prosiding ber-ISSN.
Ia mengungkapkan, seminar kearifan Jawa akan menjadi titik temu dari berbagai disiplin ilmu. Untuk itu, siapa pun dapat menulis makalah terkait kearifan Jawa dalam bidangnya masing-masing.
“Ini sekaligus upaya untuk berkontribusi dan lebih jauh memetakan pemikiran dan makna filosofis dalam kebudayaan kita. Sebab, sangat mungkin konsep-konsep kebudayaan yang selama ini kita yakini sekarang bergeser makna dan penerapannya. Hal itu mengingat masyarakat pendukungnya bergerak dinamis sejalan prinsip-prinsip globalisasi,” ujarnya.
Info dan liflet seminar melalui TAUTAN INI.
Pendaftaran seminar melalui Sandra (0895338523587).