Jurusan Geografi FIS UNNES dipercaya oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terlibat dalam penyusunan peta tambak garam yang dilaksanakan secara kolaboratis dengan beberapa direktorat yang ada di kementerian tersebut dengan supervisi langsung dari Badan Informasi Geospasial (BIG) agar peta yang dihasilkan adalah peta standar, yaitu peta yang dapat dibaca oleh siapapun dan dapat dijadikan sebagai dasar dalam menentukan kebijakan.
Keikutsertaan Jurusan Geografi dalam kegiatan pemetaan tambak garam adalah kegiatan penyusunan peta menggunakan sumber citra produksi LAPAN dan survey lapangan dengan melibatkan para penyuluh pertanian dan petani garam yang tersebar di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara timur.
Selama beberapa bulan tim dosen dan mahasiswa telah melakukan serangkaian kegiatan untuk menghasilkan peta tematik sebagai implementasi Kebijakan Satu Peta berdasarkan Peraturan Presiden No. 23 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000 yang diundangkan pada 6 April 2021.
Survey partisipatif yang dilaksanakan di Desa Padelegan Kecamatan Pademawu Pamekasan merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi dari serangkaian kegiatan yang dilaksanakan agar pihak-pihak yang terlibat dan pihak lain yang berkepentingan mendapat manfaat dari kegiatan pemetaan tersebut, khususnya petani garam. Melalui pemetaan tersebut, diharapkan petani garam mendapat manfaat, berupa peningkatan kesejahteraan dan perubahan pola pikir yang sebelumnya cenderung bermental pekerja menjadi pengusaha atau meningkatkan nilai tambah garam.
Dalam kesempatan ini, Kepala Badan Informasi Geospasial, Prof Dr Muh Aris Marfai dalam kegiatan Survey Partisipatif program pemetaan tambak garam di Desa Padelegan Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan Madura Jawa Timur menyampaikan keterlibatan Jurusan Geografi FIS UNNES dalam kegiatan pemetaan tambak garam yang dilaksanakan oleh KKP harus mampu memberi nilai tambah secara akademik, bukan hanya sekedar selesai mengerjakan tugas pemetaan tersebut. Nilai akademik bisa dari sisi mahasiswa, dosen, dan lembaga.
“Keterlibatan Geografi FIS UNNES dalam Program pemetaan sebagai implementasi kebijakan satu peta merupakan salah satu wujud best practice yang akan dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan lain. Mahasiswa harus mampu mengambil nilai tambah dalam hal memanfaatkan kesempatan yang telah diperoleh agar lebih kompeten dalam penguasaan keilmuan, teknik, komunikasi, dan wawasan dalam suasana kerja. Dosen harus mampu menjadikan kegiatan tersebut untuk membuka peluang pengembangan keilmuan termasuk manjadikan sebagai hibah penelitian. Adapun secara kelembagaan, Jurusan Geografi harus mampu menjadikan momentum kegiatan pemetaan tambak garam sebagai sarana memperkaya materi perkuliahan, termasuk memproduksi modul-modul dan pedoman perkuliahan, khususnya kuliah praktikum yang mempunyai relevansi dengan kegiatan yang telah dilaksanakan,” tegasnya.
Pada Kesempatan yang sama, Dr Tjaturahono BS, Ketua Jurusan Geografi menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh KKP. Pak Tjatur menginformasikan kegiatan yang telah dilaksanakan berkaitan dengan program pemetaan tambak garam, juga menyinggung keterkaitan program tersebut dengan program MBKM, dimana mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut akan mendapat kesempatan rekognisi atau konversi pada beberapa mata kuliah.
Fahrudin Hanafi dan Wahid Akhsin, selaku koordinator survey dan pemetaan menyampaikan bahwa kegiatan pemetaan tambak garam yang dipercayakan oleh KKP kepada Jurusan Geografi mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait, dan untuk progres pelaksanaannya telah tercapai sekitar 75% dari target capaian. Diharapkan pertengahan Desember program tersebut bisa selesai menghasilkan peta tematik tambak garam yang dilengkapi atribut yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan pemerintah.