Dalam rangka Dies Natalis ke-51, Universitas Negeri Semarang (Unnes) menggelar pementasan wayang semalam suntuk, jumat (01/04). Pementasan wayang dengan lakon Sang Balarama tersebut tidak hanya dihadiri segenap pimpinan di lingkungan Unnes saja, namun mahasiswa dan warga sekitar pun antusias dalam pertunjukan wayang didalangi oleh dalang kondang Ki Purbo Asmoro.
Balarama merupakan sosok yang juga mempunyai nama lain, Kakrasana, Wasi Jalandra, dan Baladewa tersebut adalah sosok raja ideal yang cerdas, tegas, berani, jujur, dan sakti mandraguna. Balarama juga tidak hanya sebagai kesatria yang pandai berperang, namun dia juga dikenal sebagai seorang brahmana masih memegang teguh ajaran-ajaran yang tertulis dalam kitab.
Pementasan wayang ini merupakan agenda rutin Unnes yang diselenggarakan setiap tahun yang bertepatan dengan puncak Dies Natalis, hal itu dilakukan oleh Unnes dalam rangka komitmen Unnes sebagai Universitas Konservasi, yakni dalam bidang konseravasi budaya. Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman MHum dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada seluruh panitia Dies tahun ini dan ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ki Purbo Asmoro sebagai dalang pada Dies Natalis ke-51 ini, “ini adalah kali ketiga beliau datang ke Unnes untuk mementaskan wayang kulit, jadi beliau juga merupakan bagian dari keluarga besar Unnes dengan turut dalam hari yang berbahagia bagi warga Unnes” ungkap Prof Fahtur Rokhman.
“pementasan wayang semalam suntuk ini juga merupakan upaya dalam rangka upaya Unnes dalam komitmen Konservasi Budaya, wayang merupakan warisan budaya kita yang mempunyai nilai dan budaya sangat tinggi, maka dari itu mari kita ambil makna dari pementasan wayang malam ini” Tutur Prof Fathur. Muhammad Sholekan
Semuanya perlu mencontoh karakter dari balarama yaitu menjadi pemimpin ideal yang cerdas, tegas, berani, jujur, serta memegang teguh ajaran-ajaran yang tertulis dalam kitab.
#KonservasiBudaya
#KonservasiMoral 🙂
Agenda rutin Unnes ini haruslah diberi acungan jempol. Tidak hanya larut dalam semarak Dies Natalis Unnes ke 51 tapi juga tak lupa untuk tetap nguri-uri budaya Indonesia. Diharapkan acara seperti ini dipertahankan seterusnya bahkan kalau bisa ditambah.
Betul sekali…memang konservasi budaya harus ditegakkan. Untuk dies natalis selanjutnya semoga pementasan wayang tetap ada.
Alchamdulillah, Unnes secara konsisten selalu mengangkat nilai-nilai luhur konservasi. Selama hampir tiga tahun kuliah di sini, pada masa dies natalisnya, Unnes selalu menyelenggarakan pagelaran wayang yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum. Hal ini menandakan bahwa Unnes–sebagai rumah ilmu–sangat terbuka bagi siapapun.
Semangat akselerasi inovasi 🙂
wayang sebagai warisan budaya dunia yang telah diakui unesco sudah sepatutnya untuk tetap lestarikan. dan seabagi warga Jawa Tengah saya mengucapkan terimakasih kepada Unnes, universitas yang selalu peduli dengan isu isu budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia.
#Unnes, the leader of Conservasion,,
Sebagai kampus konservasi Unnes tentu harus hadir dalam upaya pelestarian seni dan budaya. Wayang tentu saja warisan budaya asli nusantara yang wajib kita lestarikan dan kita budayakan karena mengandung nilai-nilai kehidupan yang relevan dengan masa kini. Diagendakan secara rutin tentu akan lebih menarik dan sebagai hiburan bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar. Luar biasa
Salam Konservasi