Inovasi Mahasiswa UNNES: Ubah Kulit Rambutan Jadi Penyerap Limbah Logam

Pencemaran lingkungan merupakan salah satu masalah yang pasti dialami oleh industri, tak terkecuali bagi industri batik. Dalam produksi batik, industri menggunakan pewarna batik alam maupun sintetis sebagai pewarna batik. Pada limbah pewarnaan sintetis terdapat risiko pencemaran timbal yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan meskipun dalam jumlah kecil.

Berawal dari masalah tersebut, mahasiswa UNNES membuat inovasi baru yakni mengembangkan produk yang bisa menyerap limbah logam berat yang mereka namai “Nanola”. Inovasi Nanola ini dikembangkan dengan memanfaatkan limbah kulit rambutan. 

Pembuatan Nanola dilakukan dengan mengolah kulit rambutan dalam berbagai tahapan, seperti pengeringan, penghalusan, pengovenan, dan pengaktivasian. Selanjutnya, hasil akhir berupa bubuk kulit rambutan dicampurkan dengan bahan kimia Fe3O4 agar memiliki sifat kemagnetan.

Dari penelitian ini menunjukkan hasil positif yaitu adsorben dari limbah kulit rambutan ini memiliki efektivitas hingga  95,06 persen.

Produk ini berhasil mendapatkan Pendanaan Dikti melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta 2023.

Mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan produk ini adalah Azra Putri Nurhaliza (Biologi’21), Nevta Fatikha Ariyani (Biologi’21), Astrid Farmayati (Biologi’21), Resah Aprianti (Teknik Kimia’21), dan Kakalia Putri Auralita (Teknik Kimia’21).

Mereka dibimbing oleh Talitha Widiatningrum, M.Si., Ph.D.

Kehadiran produk ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi pencemaran limbah timbal pada industri batik. Selain itu, juga diharapkan mampu mengurangi biaya pengeluaran pengolahan air limbah.