Buku adalah salah satu “mahkota” keilmuan bagi akademisi. Namun, banyak orang mengalami kesulitan saat menuliskan pengetahuan atau hasil penelitian dalam bentuk buku.
Kepala Kepala Penerbitan Buku Umum Penerbit Andi, Edi S Mulyanta SSi MT, memberikan lima tips menulis buku adengan metode SPEED.
Menurut Edi, metode SPEED terdiri dari Select a topic (memilih topik), prepare your facts (menyiapkan fakta dan data), establish a structure (menyiapkan struktur), eliminate distractions (menghilangkan gangguan), and dash to the finish (segera selesaikan).
Kelima tips tersebut disampaikan Edi dalam Pelatihan Penulisan Buku, kerja sama Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan penerbit Andi Offset Yogyakarta, Selasa (21/6), di Rektorat kampus Sekaran Gunungpati.
“Sebagai industri penerbitan tak terelakkan kita kalah saing dengan Google Books. Namun demikian kami optimis tetap exis sebagai penerbit nasional yang marketable,” kata Edi S Mulyanta.
Sementara itu, di penerbitan Andi Offset sendiri diterapkan sistem penilaian yang didasarkan pada 10 persen dari aspek editorial, 50 persen aspek peluang pasar, 30 persen keilmuan, dan 10 persen reputasi penulis.
“Buku yang diterbitkan berdasar kualitas naskah, dan marketable. Sedangkan buku teks yang baik, apabila materi yang ditulis sesuai kurikulum, bersifat didaktikal, informatif, komunikatif, dan atraktif, serta ditulis oleh penulis yang kompeten”, ujarnya.
Menurut dia, popularitas penulis juga sangat diperlukan. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara meminta kata pengantar dari ahli atau tokoh populer. Tahapan pengiriman usulan naskah yang harus dilakukan meliputi mencetak naskah lengkap, sedangkan jika tidak lengkap harus menyertakan daftar isi. Berkas lainnya yakni biodata diri dan deskripsi segmen pasar yang ingin diraih, serta yang terpenting adalah berkomunikasi dengan penerbit.
Dalam dua sampai tiga bulan, penerbit akan menyatakan apakah naskah itu layak diterbitkan atau tidak.
“Jika diterima, penulis wajib melengkapi kelengkapan naskah, dan bila ditolak, naskah akan dikembalikan kepada penulis,” tutur Edi S Mulyanta, yang juga berhasil menulis tak kurang 25 buku.
Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNNES, Prof YL Sukestiyarno, PhD mengatakan UNNES akan terus mendorong dosennya agar berkarya dan semakin produktif.
“Silakan Bapak dan Ibu menulis buku, jika karya diterima, penerbit Andi Offset akan membantu editor sampai percetakan bahkan pemasaran, dan gratis tidak dipungut biaya apa pun,” ungkap Prof Sukes.
Andi Offset tahun ini menerima tidak hanya dalam bentuk buku teks untuk mahasiswa, tapi juga bisa buku referensi umum maupun buku-buku mata pelajaran TK-SD-SMA. Prof Sukes berharap peserta yang hadir dapat memanfaatkan pelatihan tersebut dengan sebaik-baiknya dan segera menulis. Rohmawati