Dosen memiliki kesempatan besar memublikasikan tulisan di surat kabar. Selain karena pergaulannya dengan ilmu pengetahuan yang intens, dosen juga memiliki stok data yang dihasilkan dari proses penelitian. Tantangannya, dosen perlu mengemas hasil penelitian menjadi artikel populer sebagaimana dikehendaki koran.
Dalam workshop penulisan hasil penelitian menjadi artikel populer, Jumat (11/7), Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Amir Machmud NS memberikan sejumlah saran agar tulisan dosen bisa dipublikasikan di surat kabar.
Pertama, menurutnya, tulisan haruslah berisi ide yang relatif baru. Media yang terbit harian, lebih tertarik dengan hal-hal yang aktual. Ini berbeda dengan jurnal ilmiah yang periode terbitnya triwulan, caturwulan, atau bahkan semester.
Kedua, jika hendak mengulas realitas sosial, penulis perlu memilih sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang kebanyakan orang.
“Semua orang membahas pilpres. Semua orang membahas kekalahan Brazil atas Jerman. Keunikan sudut pandang yang akan membuat tulisan Anda berbeda dengan tulisan lain. Sudut pandang yang segar, akan lebih segar dinikmati,” kata Amir.
Ketiga, penulis perlu memiliki keterampilan berbahasa yang baik. Menurut dia, menulis adalah persoalan menyampaikan pesan kepada pembaca. Tulisan yang baik, selain mudah dipahami, juga mengandung keindahan sehingga memesona pembacanya.
Profesor Jurusan Sosiologi dan Antrolpolgi Unnes Prof Dr Tri Marhanei Pudji Astuti punya saran lain. Berdasarkan pengalaman pribadinya, menulis artikel populer untuk koran jauh lebih ringan dan sederhana dibandingkan menulis laporan penelitian. Selain durasinya hanya sekitar 2 halaman, artikel populer dapat diangkat dari persoalan sederhana.
“Misalnya saat kita nonton televisi dan menemukan ada yang menggelisahkan di sana, itu bisa jadi bahan tulisan,” kata dosen yang rajin menulis di berbagai surat kabar ini.
Bagi dia, menulis di koran telah menghadirkan kegembiraan besar. Dengan menulis, akunya, ia dapat melepaskan kepenatan-kepenatan yang dirasakan setelah melihat sesuatu yang ganjil. Keuntungan lainnya, dengan menulis, ia sekaligus menjadi public relation bagi dirinya dan tempat ia bekerja.
“Unnes kan memilik banyak ahli. Hanya kadang kurang terekspos. Dengan menulis, kita bisa menjadi PR bagi kita sendiri. Orang akan kenal kita dan tahu kompetensi yang kita miliki,” katanya.
Suara Merdeka, sebagai surat kabar terbesar di Jawa Tengah, memberi ruang cukup luas bagi pembaca. Selain pada halaman Wacana dan Wacana Lokal, Suara Merdeka juga menyediakan Suara Guru, Debat Mahasiswa, dan Perempuan untuk memuat tulisan pembaca.
Menulis merupakan panggilan hati. Banyak para penulis hanya sekedar sebagai tujuan dapat upah atau hanya sebagai pemenuhan tugas saja. Banyak karya yang sudah dibuat namun sangat minim sekali pesan yang dibawakan. Karya yang baik adalah karya panggilan hati. Salam konsrvasi