Sebanyak sepuluh karya seni lukis yang menceritakan kisah Mahabarata dipamerkan di Dekanat Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang (FBS Unnes), Senin-Kamis (2-5/9). Karya tersebut merupakan pameran tugas akhir salah satu mahasiswa Prodi Seni Rupa, Siswanto.
Siswanto merasa terilhami oleh kisah-kisah dunia pewayangan dalam membuat karya lukis. “Sejak kecil saya sering mendengarkan dari radio atau melihat langsung pertunjukan wayang kulit yang diadakan di desa,” ujar mahasiswa yang mengaku mulai suka bergelut dengan seni rupa sejak SD itu.
Menurutnya, wayang yang bersumber pada kisah Mahabarata mencerminkan sifat manusia yang kompleks. “Artinya, dalam berbagai versi dan ukurannya masing-masing, setiap manusia hampir mengalami kasus yang serupa,” kata Siswanto, yang telah menciptakan seratusan karya seni rupa dalam berbagai media.
Pendekatan yang dia lakukan menggunakan gaya fantastic art. Hal itu agar dia lebih leluasa dalam berkreasi dengan memaparkan kisah Mahabarata dalam bentuk visual, tetapi tidak keluar dari alur cerita.
Tidak hanya lukisan dengan media cat minyak dan kanvas, dalam ruang pameran juga disuguhkan video proses pembuatan karya lukis yang dibuat oleh Siswanto. Pengunjung juga langsung diajak merasakan suasana pewayangan ketika memasuki ruang, karena di depan pintu masuk terdapat dua buah gunungan wayang berukuran besar.
Berbicara geliat seni rupa di kampus, Siswanto berharap kampus lebih dapat memberikan ruang ekspresi bagi mahasiswa lintas jurusan yang ingin mempelajarinya. “Dengan hal itu makin dimungkinkan terjadi interaksi seni lintas media sehingga membangun saling srawung dan memberi manfaat ke depan,” katanya.
Terlebih lagi, kata Siswanto, di kampus, penciptaan karya seni oleh mahasiswa masih minim. “Jangan hanya menciptakan karya sebatas tugas dan tuntutan perkuliahan,” harapnya.
“terus berkarya dengan merdeka,,,,jgn hanya mencipta sebatas tugas” like this!