Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah bergulir, banyak masyarakat resah karena kawatir lapangan pekerjaan tersaingi oleh pekerja asing. Numun cara pandang itu kurang benar.
Sebab, tidak semua kompetensi tenaga kerja bergerak di MEA. Hanya delapan bidang saja meliputi bidang akuntansi, praktisi medis, dokter gigi, perawat, insinyur, arsitek, surveyor, dan tour guide. Untuk dapat berkarir di bidang-bidang tersebut pun harus terstandarisasi di badan sertifikasi ASEAN dan memperoleh sertifikat.
Prof Dr Sucihatiningsih DWP MSi guru besar Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyampaikan itu saat menjadi nara sumber pada Pelatihan Persiapan Karir, Rabu (16/3) di Dekanat Fakultas Bahasa dan Seni Unnes kampus Sekaran.
Kegiatan yang diselenggarakan Pusat Pengembangan Karir dan Bimbingan Konseling LP3 Unnes mengusung bertema “Dinamika Masyarakat Ekonomi ASEAN, Peluang dan Tantangan Karir Bagi Tenaga Kerja Terdidik” diikuti ratusan calon wisudawan dan mahasiswa mulai enam Unnes.
Prof Suci juga mengemukakan, pada dasarnya MEA menjaring sumber daya manusia berkompeten dan produk-produk unggul. Agar Indonesia mampu bersaing di pasar bebas maka diperlukan dukungan dari akademisi, instansi bisnis, pemerintah, komunitas masyarakat, dan instansi perbankan.
Menurut Prof Suci, agar dapat bersaing di dunia kerja khususnya MEA diperlukan persiapan dari setiap lulusan, mengingat bahwa perguruan tinggi merupakan sentral penghasil sumber daya manusia dan riset.
Nara sumber lain, Drs M Harsono SE dari bank BNI menjelaskan, salah satu penentu untuk lolos perekrutan di perusahaan yakni performa saat wawancara. Namun ada salah satu perusahaan pra wawancara pun sudah dinilai diantaranya penampilan, cara berjalan, berpakaian, dan kebersihan.
“Intinya mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki tidak luput dari penilaian,” kata Harsono.
Sedangkan Dr Eko Supraptono MPd menyampaikan, jika mau sukses bersaing di pasar bebas silakan belajar bahasa asing. Bahasa asing itu tidak hanya bahasa inggris saja, juga bahasa mandarin, bahasa jepang, bahasa perancis, dan bahasa arab. Annisa Widyawati F.