Saya yakin pejabat di Universitas Negeri Semarang (Unnes) bisa menjaga keseimbangan dan keselarasan antara peningkatan kecerdasan intelektual, emosional, dan spritual. Serta menjadi penjuru dalam menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang kreatif, inovatif, dan mandiri, dalam penguasaan serta pengembangan teknologi untuk kemajuan bangsa dan negara.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhamnas), Prof Dr Ir Budi Susilo Soepandji DEA mengungkapkan hal itu ketika menjadi pembicara Focus Group Discussion (FGD) Pendidikan karakter kepemimpinan di Gedung C7 Fakultas Ilmu Sosial Kampus Sekaran, Selasa (8/11).
“Kekuatan nasional merupakan sarana untuk mencapai tujuan nasional,” ungkap Budi Susilo memulai materi pembahasan. Ia mengutip pada sebuah buku berjudul ‘Politics Among Nations’ bahwa sangat penting bagi sebuah bangsa untuk memahami keadaan geopolitik dan geostrategis.
Untuk memahami geopolitik, dimulai dengan memahami wawasan nusantara. Wawasan ini merupakan dasar bagi wawasan pembangunan nasional dan pertahanan. Adapun geostrategi, sangat penting untuk mengerti aspek alamiah dan aspek sosial serta melihat kondisi dinamis bangsa.
“Geopolitik dan geostrategi bukanlah ilmu seperti integral maupun deferensial yang sudah pasti dan jelas alurnya. Ilmu ini merupaan ilmu multidisiplin yang mempelajari hubungan antara ruang dan politik terkait territorial,” kata Budi Susilo dihadapan ratusan pejabat Unnes yang menghadiri acara itu.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Unnes, Prof YL Sukestiyarno menyampaikan bahwa implementasi pendidikan menjadi titik sentral yang memiliki peran sangat strategis dalam meneguhkan ketahanan nasional sebagai gerakan revolusi mental.
“Dunia pendidikan dapat digunakan sebagai wahana utama dalam pelaksanaan revolusi mental, “ katanya ketika membuka acara.