Hari ini, kegiatan Orientasi Kepramukaan Perguruan Tinggi bagi mahasiswa baru Universitas Negeri Semarang (UNNES) tahun 2021 resmi dibuka oleh Rektor selaku Ketua Majelis Pembimbing Gugus depan Universitas Negeri Semarang secara virtual, Sabtu, (28/08).
Dalam sambutannya Rektor UNNES, Prof Dr Fathur Rokhman Mhum menyampaikan UNNES merupakan perguruan tinggi yang satu-satunya di Indonesia bahkan dunia yang tetap melaksanakan kegiatan OKPT.
“Adik-adik ibarat tunas-tunas muda yang tengah bertumbuh menjadi calon pemimpin bangsa yang hebat. Maka kegiatan kepramukaan ini digunakan sebagai wadah pembentukan karakter generasi muda yang unggul sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Itulah sebabnya UNNES tetap perlu melaksanakan kegiatan OKPT dalam proses pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa,” tutur Prof Fathur.
Prof Fathur berharap kepada tunas-tunas muda pramuka UNNES untuk dapat menjadi pramuka yang unggul tangguh untuh Indonesia tumbuh”
“UNNES adalah satu-satunya universitas yang masih melaksanakan kegiatan kepramukaan dan saya berharap semoga pramuka Wijaya/Tunggawijaya UNNES dapat menjadi pramuka yang unggul tangguh untuh Indonesia tumbuh,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Gugus Depan UNNES Nurrohmat Isdaryanto SS MSi menyampaikan tema OKPT UNNES tahun 2021 adalah aktualisasi nilai kepramukaan melalui edukasi budaya.
Nurrohmat mejelaskan bahwa kegiatan orientasi kepramukaan digagas untuk menumbuhkan sifat anak-anak muda yang memiliki kesetiaan kepada nilai dan memiliki janji untuk menatap masa depan, sehingga menjadi pribadi yang bermanfaat khususnya dalam kemajuan pendidikan.
Lebih lanjut, Nurrohmat juga menyampaikan bahwa muara dari orientasi kepramukaan ini adalah menghasilkan pemuda berkarakter.
“Sejatinya tujuan dari kegiatan pramuka ini adalah membentuk karakter mahasiswa yaitu menjadi pribadi yang utuh dalam olah pikir, olah rasa, olah jiwa, olah raga dan ikut aktif dalam perbaikan dunia”.
Dalam kegiatan OKPT ini, para peserta mendapat tugas pionering tali warok (memintal dadung) dan melakukan tari warok dari rumah masing-masing.
Penugasan tersebut memiliki filosofi yang dalam. Warok digambarkan sebagai “wewarah” untuk menjauhi perbuatan dosa sesuai dengan dasa dharma pramuka.
Warok sebagai sosok pribadi adalah proses kehidupan mulai dari muda hingga tua. Hal tersebut selaras dengan proses pendidikan dalam pramuka yaitu, siaga, penggalang, penegak, pandega, dan pembina pramuka. Sedangkan pemintalan tali dadung melambangkan persatuan, tali jiwa dengan Tuhan YME, dengan prinsip kepramukaan, dan dengan 4 konsensius kebangsaan, yaitu pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Hal tersebutlah yang kemudian menarik perhatian Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) untuk memberikan penghargaan kepada UNNES dan Ambalan Racana Wijaya Tunggawijaya atas pionering tali warok dan tari warok terbanyak.