Jika pembukaan suatu kegiatan biasanya ditandai dengan pemukulan gong, tidak demikian dengan pembukaan Bulan Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jumat (10/10).
Pembukaan yang dibuka oleh Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof Dr Masrukhi MPd itu ditandai dengan gejlog lesung bersama dengan Dekan FBS Prof Agus Nuryatin, Ketua Panitia, Ketua BEM FBS, dan mahasiswa, di lapangan terbuka FBS.
Ribuan mahasiswa, dosen, dan karyawan berbaur menjadi satu menikmati musik tradisional gamelan mengalun mengiri berbagai penampilan tari-tarian tradisional nusantara (tari kentongan, tari papua, tari bali, dan tari sunda) yang dibawakan oleh sejumlah mahasiswa FBS turut memeriahkan pembukaan itu.
Ketua panitia Suseno mengatakan, Bulan Bahasa dan Seni yang digelar kali ini mengangkat tema “Mematut Budaya, Merajut Harmoni dan Jatidiri”.Ini, menurut Suseno, selaras dengan universitas konservasi yakni munculnya lesung karena lesung dimasyarakat sudah jarang dimainkan.
Lesung, kata Suseno bukan sebagai hal pelengkap tapi sebagai hal utama, sebab ketika lesung tadi dimainkan menciptakan nada harmoni.
Sedangkan, tema tersebut diangkat sebagai respons terhadap era globalisasi. Menurutnya, globalisasi memungkinkan adanya budaya asing yang masuk ke Indonesia sedikit banyak menggerus budaya kita.
“Kita perlu memilih dan memilah yang tepat untuk diambil dan diterapkan sehingga pada akhirnya kita memiliki budaya yang lebih baik dalam rangka untuk mencapai masa depan yang lebih baik pula ,” kata Suseno.
Prof Dr Masrukhi MPd menyampaikan, pembukaan Bulan Bahasa dan Seni ini roh konservasi budaya sangat terasa bahwa roh konservasi buadaya itu lahir dari FBS. “FBS inilah nanti yang terus menggemakan konservasi budaya ke seluruh lingkungan Unnes, ke seluruh penjuru tanah air Indonesia, bahkan secara internasional konservasi budaya terus dikembangkan oleh panji-panji FBS.
Serangkaian Bulan Bahasa dan Seni ini berlangsung bulan Oktober sampai November diantaranya lomba seni budaya, konferensi internasional ELTLT, mimbar Profesor dan Doktor FBS, seminar pendidikan seni, seminar nasional bahasa dan sastra indonesia, bakti sosial (khitanan massal), festival drama barbahasa jawa, dan FBS awards.