Badan Kerjasama Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia bersama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Negeri Semarang (UNNES) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Diplomasi Indonesia: Capaian, Peluang, dan Tantangan ke Depan.” Acara ini bertujuan untuk merayakan pencapaian diplomasi Indonesia sekaligus merespons tantangan dan peluang yang akan dihadapi di masa depan, Kamis (7/9/2023).
Kuliah umum ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, akademisi, hingga praktisi diplomasi. Para peserta yang hadir di Dekanat FISIP UNNES mendengarkan pemaparan dari pembicara utama, yaitu Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, Kemenlu RI, Dr. Yayan Ganda Hayat Mulyana yang telah berpengalaman dalam bidang diplomasi selama bertahun-tahun.
Dalam kuliah umum yang berlangsung penuh semangat dan interaktif itu, Dr. Yayan menyoroti sejarah dan pencapaian diplomasi Indonesia dalam hubungan internasional. Ia menjelaskan bagaimana Indonesia telah berhasil menjaga independensinya, memainkan peran penting dalam organisasi internasional seperti ASEAN, dan terlibat dalam penyelesaian konflik regional.
Menurutnya, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia menorehkan berbagai prestasi diplomasi.
“Di antaranya, sebagai Ketua G20 tahun 2022, anggota Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020, dan Ketua ASEAN pada tahun ini. Semuanya telah membangun apa yang disebut sebagai diplomatik deviden. Dan diplomatik deviden ini juga telah membangun apa yang disebut sebagai strategic trust masyarakat internasional terhadap Indonesia,” terang Dr. Yayan.
Semua itu, imbuh Dr. Yayan, telah mencuatkan Indonesia dalam percaturan dunia global yang semakin penting. Hal ini secara akademik juga diakui oleh sebuah think-tank Australia, Lowy Institute dalam Asia power indeks tahun 2023, dimana diplomatik influence Indonesia mengalami peningkatan.
“Ini suatu capaian yang luar biasa dengan adanya leadership Indonesia, baik di kawasan Asia maupun di dunia global,” pungkasnya.
Selain membahas capaian, Dr. Yayan juga mengulas tantangan yang mungkin dihadapi oleh diplomasi Indonesia di masa depan. Perubahan dinamika politik global, isu-isu lingkungan, dan perkembangan teknologi adalah beberapa dari banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam perumusan kebijakan luar negeri Indonesia.
Dekan FISIP UNNES, Dr. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd. dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasih atas kerjasama antara FISIP UNNES dan Kemenlu dalam penyelenggaraan kuliah umum ini. Ia berharap bahwa acara ini akan memberikan wawasan yang berharga kepada mahasiswa dan seluruh peserta.
“Ini akan memberi pengalaman belajar yang berbeda pada mahasiswa, yaitu dengan menghadirkan para praktisi untuk mengajar di kampus. Semoga melalui kegiatan ini, mahasiswa akan terbuka wawasannya, terkait dengan bidang keilmuan yang digeluti. Sehingga menjadi bekal di masa yang akan datang,” ungkap Dr. Arif.
Selain kuliah umum, dalam kerja sama antara BSKLN dan FISIP UNNES itu, dilaksanakan juga career coaching, podcast, benchmarking, dan debriefing program.
Kuliah umum ini juga menawarkan forum diskusi yang aktif, di mana peserta dapat berbagi pandangan mereka tentang peran diplomasi Indonesia saat ini dan masa depannya. Acara tersebut menjadi salah satu langkah penting dalam memperkuat pemahaman masyarakat tentang peran diplomasi dalam membangun hubungan positif dengan negara-negara lain dan menjaga kepentingan nasional Indonesia di kancah global.