“Siapa di antara kalian yang sudah punya paspor?” tanya Hendi Pratama MA saat menjadi pemateri pada Workshop Preparing Students for Global Competition Universitas Negeri Semarang (Unnes) 2013 di Rektorat Kampus Sekaran Gunungpati, Sabtu (21/9). Hanya dua mahasiswa dari 100 peserta yang mengacungkan tangan.
Menanggapi hal itu Hendi berpendapat, kenyataan ini merupakan salah satu indikator mahasiswa masih membutuhkan dorongan agar wawasan internasionalnya lebih terbuka. ” Bagaimana mau belajar ke luar negeri kalau fungsionaris lembaga kemahasiswaan tidak punya paspor?” kata Hendi yang kemudian menjelaskan tentang paradigma internasional yang harus dimiliki oleh mahasiswa Unnes.
Senada dengan Hendi, Fatona Suraya MA juga menyampaikan wawasan internasional yang luas akan sangat membantu mahasiswa mendapatkan informasi mengenai beasiswa luar negeri.
Penerima beasiswa double degree ke Ohio State University ini juga menjelaskan strategi mendapatkan beasiswa luar negeri, baik program undergraduate maupun program master degree. “Ketelitian dalam mengecek kelengkapan berkas merupakan kunci keberhasilan beasiswa di samping kemampuan berbahasa Inggris yang dibuktikan dengan TOEFL/IELTS,” kata dosen Jurusan Bahasa Inggris FBS itu.
Peserta semakin bersemangat ketika Agung Nugroho MEd berbagi pengalaman belajar di University of Canberra Australia. Mantan Menteri Keolahragaan pada Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) ini berpendapat, mahasiswa Indonesia yang belajar di Australia jangan hanya belajar saja, mereka harus bisa memanfaatkan waktu luang untuk bekerja paruh waktu. “Bekerja paruh waktu akan sangat membantu mahasiswa secara finansial,” ungkapnya.
Workshop selama dua hari itu, menurut Kepala Bagian Kerjasama Unnes Supaat MPd ditujukan bagi para fungsionaris lembaga kemahasiswaan agar wawasan mereka mengenai hubungan internasional menjadi lebih luas. “Dengan demikian mereka mendukung visi internasionalisasi Unnes, “ kata Supaat saat membuka acara yang diselenggarakan oleh International Office itu.
Peluang ke Luar Negeri
Sebenarnya banyak peluang bagi mahasiswa Unnes untuk belajar ke luar negeri. Pada kesempatan berbeda, Bunga Amelia, Septima Permata dan Arif Kristiyono, student staff pada Bidang Kerjasama Unnes, telah berkesempatan ke Jepang, China, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Di sela-sela aktivitasnya, Arif menyampaikan, ia mendapatkan kesempatan mengikuti short course selama satu bulan di Brunei Darussalam. Short course itu bisa ia peroleh karena aktif membuka informasi baik di website Unnes maupun di website beasiswa Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti).
Lain Arif lain Agus Widodo. Mahasiswa berprestasi tingkat nasional ini pada awal Oktober 2013 mendapat undangan mengunjungi Johannesburg Afrika Selatan bersama para mapres nasional lainnya.