Koordinator pengembangan alat pengering hasil perikanan dan kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan Arif Rahman Hakim, M.Eng menyampaikan Komoditas terbesar perikanan budidaya di Indonesia adalah rumput laut, terutama jenis Eucheuma Cottonii. Berdasarkan Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tahun 2017 produksi rumput laut Indonesia mencapai 10,81 juta ton. Hampir 80% dari produksi tersebut dijual dalam bentuk kering tanpa adanya proses pengolahan lebih lanjut. Permasalahan pengeringan rumput laut di Indonesia masih konvensional menggunakan energi matahari, hal tersebut membuat tidak maksimalnya proses pegeringan serta sulitnya mengubah kebiasaan nelayan rumput laut dengan menggunakan TTG.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut diperlukan teknologi pengering yang mampu mengeringkan rumput laut dengan cepat dan hemat energi, salah satunya dengan menggunakan microwave technology yang memperhatikan themal specifiic humidity, laju pengeringan, safety, konsumsi energi, dan scale up alat pengering rumput laut. Untuk itu KKP menggandeng FT UNNES dalam rancang bangun alat pengering berbasis microwave technology.
Samsudin Anis, ST., MT., Ph.D mewakili FT UNNES dalam melakukan inisiasi dan kerjasama dengan KKP di Bantul Yogyakarta pada tanggal 18 Februari 2019. Anis menyampaikan optimis atas inisiasi dan kerjasama ini dalam meningkatkan nilai jual hasil perikanan dan kelautan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kepala Loka Riset Mekanikasi Pengolahan Hasil Perikanan, Luthfi Assadad, M.Sc membuka langsung dan menyambut baik kegiatan ini serta berharap agar dapat berkelanjutan.
Lebih lanjut, Dekan Fakultas Teknik Dr. Nur Qudus, M.T., menyampaikan bahwa dosen di lingkungan Fakultas Teknik harus mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi bangsa dan negara salah satunya adalah dengan melakukan terobosan baru dibidang teknologi. Dr. Nur Qudus, M.T., juga mendukung inisiasi dan kerjasama ini sebagai wujud bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.