Pemuda adalah kunci penting dalam kemajuan sebuah negara. Dengan kualitas dan kuantitas yang beragam di tiap negara anggota ASEAN, kemajuan negara-negara di ASEAN sangat bergantung pada pemuda-pemudanya. Dengan demikian, sudah sewajarnya negara-negara yang menjadi anggota ASEAN saling mendukung dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan.
Hal tersebutlah yang menjadi latar belakang penyelenggaraan kegiatan ASEAN The Growth Leadership Program for Youth (GLPY) 2018.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang (UNNES) ini merupakan kali pertama, yang diselenggarakan di gedung C7 Dekanat Fakultas Ilmu Sosial UNNES sejak Senin hingga Rabu (30/4 s.d. 2/5).
Kegiatan diikuti lebih kurang 50 delegasi dari beberapa negara asal, seperti Thailand, Philipina, dan Indonesia.
Menjadi trainer kegiatan, Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum menjelaskan kepemimpinan diibaratkan seperti pohon yang bertumbuh dan adaptif. Kedua sifat itu wajib dimiliki karena kepemimpinan senantiasa hadir dalam ruang sosial yang bergerak dinamis.
“Selain karakter sosiologis dan psikologis, imbuhnya, masyarakat juga terus berganti. Kepemimpinan yang baik, yakni kepemimpinan yang bertumbuh, merespon perubahan itu sebagai sarana meningkatkan efektivitasnya,” jelas Profesor bidang Sosiolinguistik tersebut.
The Growth Leadership Program for Youth (GLPY) merupakan serangkaian kegiatan yang memberikan pelatihan kepemimpinan kepada generasi muda di Asia Tenggara. Kegiatan ini membahas tentang permasalahan dan strategi kepemimpinan bagi para pemuda untuk dapat berperan dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
Selain training kepemimpinan, kegiatan ini juga memberikan materi palatihan dinamika kelompok, ready to work, pembelajaran di alam terbuka (mengunjungi Desa Wisata Kandri), dan sarana kompetisi keilmiahan. Delegasi terpilih akan mempresentasikan gagasan kreatifnya dalam sebuah karya tulis.
Ajang bergengsi ini, meneguhkan Citi Rahmati Sefriyani dari Universitas Airlangga sebagai Juara I, disusul oleh Sang Ayu Made Sri Tandewi (Institut Pertanian Bogor) dan Budiyono (Universitas Negeri Semarang) sebagai Juara II dan III. Sementara untuk Juara Harapan I dan II, secara berurutan berhasil diraih oleh Ichi Yulianti (Universitas Pendidikan Indonesia) dan Rahayu Dian Utami (Universitas Negeri Medan).
Untuk katagori Best Presentation berhasil diraih oleh In in Jal asal Philiphina. Best Essay dan Best Poster, secara berurutan, oleh Theo Rapi Ridwan dan Anis Mirna Defi. Keduanya berasal dari Indonesia.
Dalam laporannya, ketua pelaksana Dr Atika Wijaya SAP MSi mengungkapkan, seorang pemimpin masa kini harus bisa beradaptasi dan berinovasi agar tidak tergerus kemajuan zaman. Mereka harus mampu memberikan gagasan-gagasan solutif guna menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
“Peserta terlebih dahulu mengirimkan esai dengan tema yang sudah ditentukan, kemudian dipilih 50 karya terbaik untuk hadir di kampus konservasi ini,” pungkas dosen jurusan Sosiologi dan Antropologi tersebut.
Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial Bidang Kemahasiswaan Drs Ngabiyanto MSi mengungkapkan, kegiatan ASEAN-GLPY ini merupakan bentuk hilirisasi kepemimpinan bertumbuh yang dikembangkan oleh Prof Fathur Rokhman kepada pemuda ASEAN. Terima kasih kepada para mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial yang kreatif dalam menginisiasi dan mengorganisasi kegiatan GLPY 2018.
Dwi Hermawan (Student Staff)