Rabu (27/7) hari ini akan menjadi hari yang membanggakan bagi Firna Larasanti. Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Semarang ini akan diwisuda oleh Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman.
Bagi Firna, wisuda adalah momentum yang istimewa. Sebabnya, ia lahir dari keluarga tidak mampu secara ekonomi. Kedua orang tuanya “hanyalah” pemulung dengan penghasilan tak pasti, kadang dapat pemasukan tapi kadang juga tidak sama sekali.
Misianto, ayah Firna, bekerja sebagai pemulung sejak 1993 lalu. Saban hari ia mencari rongsok dari kampung ke kampung, mulai dari Mapagan, Ungaran, Gunungpati, Sekaran, dan sekitarnya. Setelah rongsok terkumpul ia dibantu istrinya, Siti Mastianah, dan ketiga anaknya, termasuk Firna.
Dari hasil gotong royong sekeluarga, mereka biasanya mendapat uang Rp50 ribu per hari. Menurut Misianto, itu nominal yang jauh dari cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarga dengan tiga anak ini. Apalagi, keluarga ini juga harus menanggung sewa lahan rumah mereka yang berdiri di atas tanah bondo desa. Setiap tahun mereka harus membayar Rp125 ribu per tahun.
Meski kondisi ekonomi keluarganya tak cukup baik, Firna memasang target optimistis sejak awal. Bagaimana pun caranya, ia harus kuliah. Dia bahkan siap membagi waktu dengan bekerja paruh waktu seperti yang telah dilakukannya saat masih SMA.
“Dulu biasa kerja sambilan. Kadang jadi penjaga toko, kadang jadi pelayan di rumah makan. Yang penting halal,” katanya.
Harapan Firna terjawab ketika ia memperoleh beasiswa Bidikmisi, beasiswa bagi siswa berpestasi dari keluarga tidak mampu. Dengan beasiswa ini, ia bisa kuliah gratis. Ia juga menerima uang saku Rp600 ribu per bulan untuk biaya transportasi, jajan, dan buku.
“Dulu bapak pernah bilang, kalau memang harus berhenti kuliah ya berhenti. Tapi alhamdulillah, bidikmisi mengatasi biaya itu,” katanya.
Ibunya juga selalu memberi dukungan moril. Di sela-sela aktivitas memilah rongsok, Siti sering memberi nasihat agar Firna kuat. Dia ingin Firna bisa sukses, menjadi anak yang berguna bagi sesama manusia.
Kini, Firna dan keluarganya merasa lega. Pendidikan S1 yang diimpikannya sudah tercapai. Namun itu bukan target tertingginya. Usai wisuda ia akan segera “tancap gas” agar bisa melanjutkan studi lanjut ke program master.
“Saya ingin ngajar, menjadi dosen. Makanya saya harus kuliah lagi. Kalau tidak ke UGM, saya pengin kuliah di National University of Singapure,” katanya. Dengan prestasi yang diraihnya, ia optimis bisa masuk ke salah satu dari dua universitas dambaannya.
Selamat buat mbak firna, semoga sukses ya..aamiin…bu mery
Selamat firna, semoga semangat firna menjadi contoh untuk teman2 yg ada di Jakarta. Semoga Firna menjadi dosen. Aamiin YRA
Selamat buat mb.Firna. sukses selalu. Semoga bisa menginspirasi yg lain
Mugi tansah pinaringan kesehatan kesuksesan lan rezeki engkal halal. Lan saged gayuh cita2 kang mulyo. Migunani mring sesami. Nuso bongso lan agami.
SELAMAT ADIK FIRMA DAN JUGA BAPAK MISIANTO DAN JUGA CIVITAS AKADEMIKA UNNES-PAK REKTOR-YANG MENDAMPINGI DI NET TV—–ATAS PRESTASI YNG DI CAPAI SEMOGA TERCAPAI APA YNG DI CITA CITAKAN-DAPAT BEASISWA LANJUTAN-SELAMAT UNNES yng telah sukses bertranformasi mengikuti tutuTan jaman BERAWAL DARI IKIP NEGERI SEMARANG-MENJADI PERGURUAN TINGGI NEGERI NASIONAL YNG BERPRESTASI–TENTUNYA HADIAH JUGA UNTUK IBU SRI MULYANI MENTERI EKONOMI—DIMANA UNNES RINTIS OLEH BAPAK DAN IBUNDA MENTERI EKONOMI SRI MULYANI.