Semarang, 9-10 Januari 2025, Pusat Kajian Konseling Pendidikan dan Komunitas (PK2PK) Bimbingan dan Konseling FIPP UNNES mengajak mahasiswa, dosen, praktisi, serta masyarakat umum untuk meningkatkan literasi kesehatan mental dan kesejahteraan (well-being) bagi remaja dan populasi khusus dengan kegiatan tahunan Sparkling (Seputar Kajian Bimbingan dan Konseling). Kegiatan telah diselenggarakan ke-6 kali dengan menghadirkan 4 pembicara webinar dan 2 pembicara workshop dalam waktu 2 hari melalui Zoom meeting.


Pembukaan acara Sparkling ke-6 dibuka oleh Prof. Dr. Edy Purwanto, M.Si. sebagai Dekan FIPP UNNES. Beliau mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan keilmiahan melalui Sparkling ke-6 dari prodi BK FIPP UNNES yang mengawali tahun 2025. Sesi pertama webinar diisi oleh Eem Munawaroh, M.Pd. (Dosen Prodi BK FIPP UNNES) menyampaikan bahwa ketika seseorang mengurung diri berhari-hari, kehilangan minat berinteraksi dengan orang lain, tidak minat makan, lalu bertanya apa dampaknya bagi dirinya artinya orang tersebut telah memiliki literasi kesehatan mental.
Kemudian dilanjutkan oleh Alifia Rizki Farhani, S.Pd., Kons. memaparkan tentang peran konselor dalam peningkatan kesehatan mental dengan fenomena kesehatan mental yaitu terjadinya informasi masif dan self-diagnose. “Peran konselor dalam kesehatan mental punya 2 upaya preventif dan juga kuratif. Untuk upaya preventif, informasi yang ada terkait kesehatan mental bisa diupayakan memiliki sumber yang jelas dan terpercaya dan dari orang yang kompeten dalam menjelaskan tentang kesehatan mental. Untuk upaya kuratif dapat melakukan konseling dan melakukan hal-hal yang membantu individu meningkatkan kesehatan mentalnya”, terang Alifia Rizki Farhani yang memiliki pengalaman menjadi Konselor Profesional sekaligus Founder Soulsync.
Pembicara ketiga dan keempat webinar secara berurutan dilanjutkan oleh Rudi Haryadi, M.Pd. sebagai Ketua Pengurus Daerah ABKIN Provinsi Kalimantan Selatan dan Dr. Ashari Mahfud, M.Pd. (Dosen Prodi BK FIPP UNNES) yang memaparkan tentang kajian populasi khusus untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan mental berbasis komunitas dalam perspektif budaya. Rudi Haryadi menekankan bahwa ada perubahan sistemik pada peran konselor gerakan era keadilan sosial, yaitu konselor menjadi konselor, konselor sebagai akademisi yang berbasis pada riset dalam mengatasi masalah, dan konselor sebagai advokat yang membela konseli supaya terlindungi dari lingkungan yang toxic. Di sisi lain, Ashari Mahfud menekankan bahwa konselor harus memiliki paradigma yang baru dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya yang ada, salah satunya dari Falsafah Mangkunegaran, bahwa setiap orang memiliki garis perjuangan yang sama dan pemahaman yang sama tentang kesehatan mental.
Kegiatan Sparkling di hari kedua dilanjutkan dengan workshop untuk membantu peserta mendalami keterampilan tentang kesehatan mental dan konseling melalui kegiatan diskusi dan lembar kerja praktik. Pembicara berasal dari dosen Prodi BK FIPP UNNES, yaitu Eem Munawaroh, M.Pd. yang memandu peserta workshop mengidentifikasi stigma kesehatan mental, memahami konsep dasar literasi kesehatan mental, dan menganalisis jenis-jenis gangguan mental. Selanjutnya, Dr. Ashari Mahfud, M.Pd. membantu peserta mendalami tahapan persiapan dan teknik konseling “Konseling Iso Trimorogo — Integratif Social Justice Berbasis Tri Darma Mangkunegaran”. Peserta terlibat antusias memberikan pertanyaan dan diakhir sesi diakhiri dengan pemberian award kepada peserta teraktif dan foto bersama.