Jawa Tengah, 2025 — Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali menunjukkan komitmennya sebagai kampus berdampak melalui penyelenggaraan program pengabdian masyarakat bertajuk “Mapping Pemberdayaan Ekonomi dan Pendampingan Hukum Shalat dan Pelaksanaannya bagi Mualaf Se-Jawa Tengah.” Program ini berlangsung selama delapan bulan dan menjadi wujud nyata peran FH UNNES dalam memperkuat kontribusi sosial, keagamaan, dan pemberdayaan masyarakat, sejalan dengan spirit FH Menggema, Digdaya, dan Berdaulat.
Program ini berfokus pada komunitas mualaf yang tergabung dalam Mualaf Center Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, mengingat kelompok ini masih menghadapi tantangan kompleks seperti keterbatasan pemahaman ibadah, kemampuan membaca huruf hijaiyah, hingga tekanan ekonomi akibat perubahan keyakinan. Kondisi tersebut mendorong perlunya pendampingan intensif agar para mualaf dapat menjalankan ajaran agama dengan baik sambil membangun kemandirian hidup.
Pelaksanaan kegiatan dikelola oleh tim dosen FH UNNES, yaitu Baidhowi, S.Ag., M.Ag.; Dr. Dian Latifiani, S.H., M.H.; Andry Setiawan S.H., M.H.; dan Isworo Indriati, S.E., serta didukung oleh tim mahasiswa. Kolaborasi dengan Mualaf Center MUI Jateng memungkinkan pembinaan menjangkau jaringan rumah mualaf di 35 kabupaten/kota sehingga program berjalan lebih efektif.
Dari hasil observasi awal, ditemukan berbagai kendala yang dialami mualaf, mulai dari minimnya kemampuan membaca huruf hijaiyah hingga hanya mampu melakukan gerakan salat tanpa bacaan. Selain itu, persoalan ekonomi juga kerap muncul akibat hilangnya dukungan keluarga atau pekerjaan. Melalui program ini, FH UNNES memberikan pendidikan hukum Islam, pendampingan pemahaman dan praktik shalat secara syar’i, serta penguatan literasi zakat berdasarkan UU No. 23 Tahun 2011 dan QS. At-Taubah ayat 60 agar mualaf memahami hak dan kedudukannya sebagai mustahiq.
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk ceramah, praktik, diskusi, hingga pendampingan intensif secara luring dan daring. Selain pembinaan keagamaan, tim juga melakukan pemetaan ekonomi (economic mapping) untuk memetakan potensi usaha mualaf. Tercatat sebanyak 48 mualaf pelaku usaha terlibat dalam pemetaan tahun 2025, dengan usaha dominan di sektor perdagangan kelontong, jasa, peternakan, dan kuliner. Berbagai kendala usaha seperti pemasaran, produksi, dan keterampilan turut diidentifikasi sebagai dasar penyusunan strategi pemberdayaan yang lebih komprehensif.
Program ini mendapat respons positif dari para mualaf yang mengikuti kegiatan dengan antusias. Mualaf Center MUI Jateng menegaskan bahwa pendampingan seperti ini sangat penting untuk memberikan perlindungan moral, sosial, dan keagamaan. Kolaborasi antara FH UNNES, MUI, dan BAZNAS diharapkan dapat melahirkan solusi berkelanjutan bagi peningkatan kualitas hidup mualaf di Jawa Tengah.
Inisiatif ini secara langsung mendukung pencapaian beberapa Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya:
- SDG 16: Peace, Justice and Strong Institutions, melalui penguatan literasi hukum Islam dan perlindungan bagi kelompok rentan.
- SDG 4: Quality Education, melalui pendidikan keagamaan yang inklusif dan bermutu.
- SDG 8: Decent Work and Economic Growth, melalui pemetaan dan pemberdayaan ekonomi bagi mualaf.
Dengan terlaksananya program ini, FH UNNES sekali lagi mempertegas posisinya sebagai fakultas yang Menggema dalam kontribusi, Digdaya dalam pemberdayaan, dan Berdaulat dalam memperkuat institusi hukum dan sosial di tengah masyarakat.
#Unnessdgs16 #Unnessdgs8 #Unnessdgs4 #Sdgs #fhunnes #fakultashukumunnes #unnessemarang #unnes #zonaintegritas #reformasibirokrasi #FHMenggema #LulusanDigdaya #HukumBerdaulat #kampusberdampak








