FH.UNNES.AC.ID – Semarang, Dekan Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, Dr. Rodiyah, S.Pd., Sh. M.Si. hari ini 5 Feberuari 2022 telah membuka secara resmi KOnggres Mahasiswa Hukum tahun 2020. Acara diikuti oleh perwakilan Pengurus BEM, DPM dan UKM se fakultas Hukum. Ketua Dewan Perwakilan mahasiswa, Septian Tegar, dalam laporannya; menyampaikan bahwa Konggres mahasiswa merupakan forum tertinggi bagi mahasiswa untuk menyusun, meninjau, ataupun merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga bagi organisasi Kemahasiswaan se FH. Oleh sebab itu forum yang baik ini harus membuahkan hasil yang selaras dengan visi dan misi Univesitas Negeri Semarang yakni Universitas berwawasan konservasi dan bereputasi Internasional.
Pada kesempatan ini hadir pula Wakil Dekan III Tri Sulistiyono SH., MH., WD I Prof. Martitah, Pembina Bem DPM Baidhowi, M.Ag. dan Benny Sumardiana, SH., M.H.
Dalam sambutannya Dekan FH UNNES Dr. Rodiyah, S.Pd., SH., M.Si. membekali mahasiswa dengan menyampaikan pesan 10 nilai Kebaikan berorganisasi di fakultas Hukum. Sepuluh nilai tersebut sebagai berikut;
- Jaga Marwah Subtansi Organisasi FH UNNES dengan memperhatikan dasar legitimasi (berwenang). Ditunjukkan dengan memahami struktur oraganisasi dan aturannya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan sikap disiplin antara lain SOP Rapat, berkostum organisasi, Sarpras kelengkapan Mimbar dll.
- Mahasiswa adalah orang yang sangat kaya dalam idealisme. Idealisme harus bersifat independen yang dapat dipertaggungjawabkan, bukan freedom (bebas tak berbatas) semata. Idealisme didasarkan pada nilai tertinggi yakni norma agama, norma hokum, norma susila dan norma budaya, norma Etika. Mahasiswa dalah makhluk yang terhormat karena mendasarkan perilakunya pada norma norma. Maka hadirnya adalah menjaga Pawiyatan luhur FH Unnes, artinya jika ada yang melakukan firnah, mencaci maki, mereputasikan jelak FH berarti gugur sebagai mahasiswa FH.
- Semua prestasi FH yang diperoleh atas kurnia Allah dan kerja keras kita semua dilandasi ketulusan. Sehingga Jangan memiliki sikap berpura pura baik tetapi mereputasikan FH buruk di luar. Kita semua bertekad akan terus mensetarakan FH UNNES dengan FH Universitas yang bereputasi baik lainnya.
- Fakta sekarang FH Reputasi dan setara dengan FH terbaik di Indonesia karena semangat kerjakeras dan semnagt prestasi Kita dan Kami. FH Unnes dg 13 Jurnal terindeks sita 1,2,3,4,5 dan 2 dalam proses, bahkan Jurnal Lex Scienia Law Review terindeks Scopus (23 Januari 2022) adalah Prestasi terbaik dalam sejarah akademik. Saat ini hanya ada satu Jurnal mahasiswa yang terindeks scopus di dunia, sebagai Jurnal Fakultas Hukum hanya ada 3, dan sebagai jurnal hukum hanya ada 8 di Indonesia. Kita memiliki 8 Klinik Hukum, 9 Pusat Studi, 8 Gugus serta memiliki Ruang MBK, Ruang Musium Ruang Jurnal artinya Mari berekspresi aktualisasikan semua semangat energi positif Saudara untuk karya terbaik investasi masadepan sekaligus reputasi FH Unnes.
- Sarana berfikir ilmiah ada 4 yakni logika, bahasa, matematika, statistik. Semua harus sinergi membentuk struktur kognitif . Kita harus berusaha meluruskan ketidak linearan antara fikiran dan perilaku (termonologi agama jika tidak liner antara sikap dan perilaku namannya: Munafiq) berdasarkan fakta perilaku yang ada. Perilaku merupakan perwujudan sikap yang teramati oleh pancaindera. Gunakan sarana berpikir ilmiah menasbihkan mahluk ilmiah mahasiswa.
- Hanya orang baik yang patut di muliakan, saya merasa masih banyak orang yang baik untuk Fakultas Hukum yang belum sempat saya muliakan. Maka jadilah pihak-pihak yang mendukung untuk mewujudkan itu. Bagaimana dengan orang yang tidak baik yang ada di sekitar kita, kita harus belajar memilih meskipun kita harus tetap hargai mereka sebagai manusia. Usahakan Jangan berusan dengan orang tidak baik, terlebih bermasalah dengannya (di catat dengan baik). Kita terus belajar supaya bisa dapat melakukan balas budi dengan orang yan baik. Ingat pejaran filosofis yang pernah disampaikan Luqmanul Hakim (terabadikan dalam al Qur’an Surat Luqman ayat 12).
Mari kita belajar dari fakta dengan analog ; Bapak dan Anak, bersama seekor keledai. Mereka menaiki keledai hingga akhirnya tiba di sebuah kampong melewati kerumunan orang-orang. Orang-orang kampong berbisik-bisik. Salah satu dari mereka berbicara. “Hai, betapa malangnya nasib keledai kecil itu. Ia harus menanggung beban dua orang seperti kalian. Setelah mendengar kata-kata orang kampung itu, akhirnya Si Bapak turun dari punggung keledai. Mereka kemudian meneruskan perjalanan menuju pasar dengan Si Bapak berjalan di samping keledai yang ditunggangi Si Anak. Tibalah mereka di sebuah kampung yang berbeda. Di kampung ini, mereka berpapasan dengan sekumpulan orang-orang yang berbisik-bisik. Lalu bertanyalah Si Anak tentang apa sebenarnya yang membuat mereka bisikkan. Lalu salah seorang dari kerumunan itu menjawab: “Hai Anak Muda, lihatlah Bapakmu yang berjalan di sisi keledai itu. Tidaklah pantas kamu duduk di atas punggung keledai dengan santainya, sementara Bapakmu berjalan kaki di sampingmu. Di mana otakmu sehingga engkau sedemikian tega terhadap Bapakmu? Apakah kamu ingin menjadi anak yang tidak mempunyai rasa hormat dan kasih sayang kepada orang tua?”
Si Anak berpikir dan menyadari. Si Anak kemudian turun dari punggung keledai, dan ia meminta Si Bapak untuk naik. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan menuju pasar. Melintasi sebuah kampung yang lainnya. Di sini mereka juga bertemu dengan sekelompok orang. Orang-orang itu saling berbisik-bisik sambil memandangi kepada Bapak, Anak, dan keledai itu. Karena rasa penasaran akan apa yang dibisik-bisikkan oleh orang-orang itu, Si Bapak kemudian bertanya. “Wahai Saudara-Saudaraku, apakah gerangan yang kalian bisik-bisikkan? Adakah sesuatu yang salah dengan kami?” Salah seorang dari penduduk kampung itu berkata. “Di mana rasa sayangmu terhadap anak itu? Anda bertubuh kuat, mengapa anak anda disuruh berjalan? Sungguh kamu ayah yang keterlaluan.”
“Duhai Saudara-Saudaraku, tahukah kalian bahwa kami telah melewati beberapa kampung sebelumnya. Dan, tidak ada satu carapun yang kami lakukan dianggap tepat. Kami berterima kasih atas perhatian kalian kedapa kami.”
Setelah memohon diri untuk melanjutkan perjalanan, Si Anak segera naik ke punggung keledai bersama Si Bapak. Keduanya menyusuri jalan menuju pasar yang masih separuh jalan. Ketika keledai kelelahan, mereka berhenti di sebuah pinggir danau dengan pemandangan yang indah. Mereka membuka bekal makanan yang telah disiapkan dari rumah, sementara keledai kecil itu merumput dengan senangnya dan minum dari air danau dengan puasnya.
Dari cerita ini dapat kita ambil pelajaran: 1. Kita harus memantapkan tekad dengan berpegang pada keyakinan kita. 2. Jadilah orang yang selalu sabar, Kadangkala dalam hidup ini, meskipun kita mempunyai tujuan yang baik dalam melakukan sesuatu, tetap saja ada orang yang menggunjing dan melihat hal-hal negatif lainnya yang mungkin tidak dapat dikesampingkan.
- Sarjana hukum adalah orang pilihan, Hanya sedikit orang yang dapat masuk dan menjadi sarjana hokum. FH setara dengan fakultas kedokteran. Saya bertekad untuk mendidik saudara menjadi pribadi yang bagus karena Saudara adalah harta FH. Pribadi Seorang Sarjana hukum adalah, Berkata satu kali, membaca 3 kali, dan menulis 4 kali. Artinya satu kali bicarapun yang dibicarakan bermakna emas
- Saudara harus dapat memahami dan jangan sampai salah memaknai tentang kegiatan hari ini, apa yang harus diselesaikan dan yang menjadi tujuan dalam konggres. Gunakan kesempatan ini dengan memahami point-point penting yang menggambarkan komprehensipnya program Kemahasiswaan di FH. Konggres harus di desain dengan baik dan mencapai tujuan dengan sangat bermanfaat.
- Jangan sampai terpedaya. Oleh sebab itu harus ditingkatkan kecerdasan untuk merasakan jangan semata-mata berdasar fisik semasa. Latih kemampuan untuk merasakan ini dengan menyadari potensi dan karakter yang berada dibalik yang fisik.
- Berdoalah selalu kepada Tuhan Allah SWT Tuhan yang mahas Esa. Keberadaan Tuhan dapat dirasakan dan disentuh di alam semesta ini adalah orang tuamu. Beliaulah yang mencintai dirimu tanpa syarat. Hanya restu Beliaulah akan turun restu Tuhanmu. Jangan pernah ada satu keputusan tanpa diketahui orang tuamu. Beliau senantiasa mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Bahkan ketika ada anak yang bersalah, beliau tidak rela dan mempersilahkan dirinya menanggung hukumannya. Yang kamu makan adalah hasil kerja keras orang tuamu. Jangan durhaka, tidak kuliah dengan baik itu termasuk tidak baik (durhaka: pesan saya). Catatan, meskipun kamu mengatkan bertakwa tentapi kalau durhaka maka hilanglah semuanya. Terakhir “{Belajarlah untuk mengenali: Tentang orang baik dan orang buruk”. Saya sangat mencintai saudara