FH.UNNES.AC.ID – Semarang, Tri Dharma Perguruan Tinggi—Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian—menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seorang Dosen, termasuk Dosen Fakultas Hukum. Salah satu kendala yang sering dihadapi adalah berkaitan dengan luaran publikasi hasil pengabdian kepada masyarakat. Selain karena Jurnal Pengabdian Masyarakat yang sangat terbatas di Indonesia bahkan Internasional, juga berkaitan dengan kualitas artikel pengabdian itu sendiri. Hal ini sebagaimana disampaikan Dewi Sulistianingsih SH MH, Ketua Gugus Penelitian dan Pengabdian Masyakarat Fakultas Hukum UNNES (Gugus PPM FH UNNES) pada pembukaan Kelas Penulisan Artikel Pengabdian, Selasa (4/8) lalu di Ruang Rapat Dosen FH UNNES. Dewi mengungkapkan bahwa kebanyakan artikel pengabdian tidak memiliki novelty dan sangat minim referensi dan rujukan.
Senada dengan Dewi, Ridwan Arifin SH LLM, Pembicara pada kegiatan tersebut menyampaikan bahwa ada beberapa permasalahan yang sering ditemukan dalam banyak artikel pengabdian, mulai dari judul dan abstrak yang panjang, hingga referensi yang kurang. Ridwan, pada kesempatan tersebut memberikan panduan dan tips bagaimana merubah artikel pengabdian masyarakat menjadi artikel berstandar internasional.
Merubah Mindset
Terkait dengan kualitas artikel pengabdian masyarakat yang rendah, Ridwan mengungkapkan bahwa selama ini terdapat persepsi yang keliru ketika Menyusun artikel pengabdian. Menurutnya, meskipun artikel pengabdian merupakan artikel hasil program, bukan berarti artikel yang ditulis berisi laporan program kegiatan. “Nah, kita harus merubah mindset kita dulu, bahwa artikel pengabdian itu sebetulnya tidak jauh berbeda dengan artikel penelitian, yang juga membutuhkan dukungan data dan rujukan yang cukup”, ungkap Ridwan.
Menjawab pertanyaan mengenai minimnya jumlah jurnal pengabdian, terutama pengabdian hukum, Ridwan memberikan tips khusus bagi peserta. “Sebetulnya, kita bisa meng-upgrade artikel pengabdian kita menjadi sejenis artikel penelitian, kan sama-sama berbasis data dan pendekatannya juga mirip”, jelasnya. Namun demikian, Ridwan juga memberikan penekanan khusus terhadap pemilihan judul artikel yang di-upgrade tersebut. “Bapak, Ibu, jangan sampai judul yang kita buat tersebut justru menyulitkan kita, misalnya tentang peningkatan kesadaran masyarakat, maka seharusnya ada indikator jelas bagaimana cara mengukurnya, dan seringkali kita luput disini”, ungkapnya.
Kelas Penulisan Artikel Pengabdian ini dilakukan secara berkala sebanyak tiga kali setiap Selasa di bulan Agustus. Peserta yang mengikuti kelas ini dibatasi jumlahnya dan kegiatan dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Editor : Ridwan Arifin
mantap