Isu perubahan iklim dan pemanasan global saat ini memang menjadi kekhawatiran seluruh negara di dunia (Malihah, 2022). Tidak terkecuali di negara Indonesia, sejak awal bulan maret tahun 2024 diketahui hujan dengan intensitas tinggi terjadi secara terus menerus disertai angin kencang melanda sebagian daerah khususnya di Jawa Tengah. Tanggul air jebol dan sungai meluap mengakibatkan beberapa kota dan kabupaten terendam banjir. Berdasarkan data BPBD Provinsi Jawa Tengah terdapat enam daerah yang terendam banjir meliputi Kota Semarang, Kabupaten Pekalongan, Grobogan, Demak, Pati dan Kudus. Bencana banjir merupakan dampak dari perubahan iklim yang perlu mendapatkan perhatian serius baik pemerintah maupun masyarakatnya. Penanganan perubahan iklim (climate action) dan pembangunan berkelanjutan merupakan bagian dari tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) (Malihah, 2022). SDGs ke 13 tersebut memiliki tujuan untuk mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya. Mengingat pentingnya lingkungan bagi kehidupan manusia maka perlu adanya bentuk tanggungjawab atas keberlanjutannya lingkungan untuk generasi yang akan datang. Salah satu bentuk tindakan intervensi yang dapat dilakukan yaitu membentuk kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim dengan cara menghijaukan sektor pendidikan (Green Education) yang didalamnya mengatur muatan mata pelajaran secara eksklusif mengenai lingkungan hidup dan kependudukan (Rosanti, A., Juhana, H., Ruswandi, U., & Erihadiana, M., 2022). Sekolah sebagai lembaga formal diharapkan dapat menjadi jalan untuk menumbuh kembangkan kesadaran lingkungan dan merupakan pondasi utama untuk pembangunan berkelanjutan (Arifudin, 2022). Pendidik juga memiliki peran penting untuk membimbing siswanya ke arah yang lebih baik untuk menyikapi isu perubahan iklim yang sedang hangat diperbincangkan. Pendidikan hijau dapat dilakukan dengan metode pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (ESD). Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan memungkinkan setiap manusia untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk membentuk masa depan yang berkelanjuatan (Rosanti, A., Juhana, H., Ruswandi, U., & Erihadiana, M., 2022). Pelaksanaan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dapat ditempuh dengan cara Intergrasi Education Sustainable Development (ESD) terhadap Kurikulum, Integrasi ESD terhadap Guru/Pendidik, dan Integrasi ESD di dalam kelas. Tindakan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan keterampilan beripikir kritis dan keterampilan sikap dalam pengambilan keputusan mengenai isu-isu yang berkenaan dengan perubahan iklim demi terjaganya lingkungan demi masa depan untuk generasi yag akan datang, terutamanya pencegahan bencana banjir yang saat ini sedang melanda beberapa daerah-daerah di Indonesia khususnya Jawa Tengah.
Oleh: Aan Ikhsananto, S.Pd., M.Pd.