Seminar Nasional dengan tema Dinamika Kurikulum 2013 dan Implementasinya di Sekolah diselenggarakan oleh Jurusan Geografi kolaborasi dengan Jurusan Politik dan Kewarganegaraan (PKn) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang (UNNES), Sabtu (8/10) bertempat di Gedung C7 Lantai 3.
Acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FIS Drs. Apik Budi Santoso Msi. Hadir juga pimpinan jurusan Geografi dan Jurusan PKn. 250 Peserta hadir dari berbagai kalangan, yaitu Dosen, Guru, Mahasiswa dan umum.
Hadir sebagai pembicara Dr Tjipto Sumadi MSi MPd pakar bidang kurikulum 2013 dari Universitas Negeri Jakarta dan Deni Hadiana Pendiri Indonesia Bermutu dan Peneliti Penilaian Pendidikan, Balitbang-Kemdikbud Jakarta.
Tjipto menyampaikan, Tahap Implementasi Kurikulum K13 untuk tahun 2016/2017 adalah 75 % sekolah masih menerapkan kurikulum 2006, 19 % sekolah sudah menerapkan kurikulum 2013 (1,4,7,10), dan 6 % sekolah sudah menerapkan kurikulum 2013 (semua kelas). Target untuk bulan Juli tahun 2018/2019 diharapkan 40% sekolah sudah menerapkan K13 (1,4,7,10), 35 % untuk kelas 1,2,4,5,7,8,10,11, dan 25 % untuk semua kelas.
Sedangkan Deni Hadiana menyampaikan 4 aras dalam Penilaian Pendidikan Dalam merealisasi Manusia Bermakna. Pertama, Aras Universe, Penilaian sebagai sebuah idea, pandangan, pemikiran, konsep tentang petunjuk arah dalam sebuah misi menjadikan manusia bermakna.
Kedua, aras nasional, kebijakan nasional terkait penilaian pendidikan wajib fokus dan mengarah pada berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Ketiga, aras satuan pendidikan, sekolah perlu diberi ruang kreativitas dan inspiratif yang begitu luas dan leluasa untuk mengembangkan, mengevaluasi, dan menemukan praktik-praktik terbaik selama memperkuat konsep dasar, filosofi, prinsip dan substansi penilaian pendidikan. Ingat, Kepala sekolah dan pengawas bukanlah pejabat sekolah kepanjangan tangan birokrat. Mereka adalah mitra guru sebagai agen perubahan dari gulita ke pelita
Keempat, aras pendidik, guru menilai itu begitu lembut dan menghangatkan, dekati siswa, duduklah bersama dan di samping mereka hingga tiada jarak, lalu selami keresahan dan kesulitannya sampai Kau temukan titik api di hati mereka dengan hati dan penuh arti, lalu nyalakanlah sampai alam semesta menjadi pelita.