Pasar Slumpring, Desa Cempaka, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, kini memiliki daya tarik baru dengan diresmikannya Zona Permainan Anak oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada Minggu (31/8). Peresmian ini dilakukan secara simbolis melalui pemotongan pita oleh Ketua Pokdarwis Desa Cempaka, Abdul Khayyi, S.E., disaksikan oleh Danramil Kecamatan Bumijawa, Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal, dan pengunjung pasar. Kehadiran zona permainan ini diharapkan memperkaya atraksi wisata, menjadikan Pasar Slumpring bukan hanya pusat kuliner tradisional, tetapi juga ruang rekreasi edukatif bagi anak-anak.
Ketua Tim, Dr. Kuncoro Bayu Prasetyo, S.Ant., M.A., menyampaikan bahwa keberadaan zona ini merupakan upaya strategis dalam mendukung pengembangan wisata berbasis edukasi.
“Semoga dengan keberadaan zona permainan anak ini menjadi nilai tambah atau penganekaragaman atraksi wisata di Pasar Slumpring, sehingga wisatawan tidak hanya disuguhkan dengan kuliner tradisional saja, tetapi juga dapat sambil bermain. Upaya ini sekaligus sebagai wujud konservasi permainan tradisional yang ada di masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan ini melibatkan Tim Pengabdian dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNNES, antara lain Dr. R. Soeharso, M.Pd. dan Hany Nurpratiwi, M.Pd.
Antusiasme serupa juga disampaikan Ketua Pokdarwis Desa Cempaka, Abdul Khayyi, S.E., yang mengapresiasi kolaborasi ini.
“Kami sangat berterima kasih kepada Tim UNNES, kami memang sangat membutuhkan kehadiran civitas academia dari kampus untuk memberikan ide-ide segar untuk pengembangan Pasar Slumpring ke depan. Teman-teman Pokdarwis kemarin sangat bersemangat dalam membuat zona permainan anak ini, mulai dari membangun jembatan menuju zona permainan hingga membuat alat-alat peraga permainan anak,” ungkapnya.
Anggota Pokdarwis, seperti Dedi Arif dan Hidayatullah, juga turut berperan aktif dalam pembangunan fasilitas tersebut.
Permainan tradisional yang diusung tentu yang berbahan dasar bambu, diantaranya rangku alu, egrang, gobak sodor, dan lain sebagainya. Sebagai panduan untuk memainkannya, Tim UNNES juga sudah menyusun buku “Panduan Praktis Dolanan Bambu; Zona Permainan Tradisional Pasar Slumpring”. Pengunjung bisa mengaksesnya dengan cara scan barcode yang sudah disediakan di beberapa titik zona permainan tradisional.
Zona permainan ini tidak hanya menambah nilai atraksi wisata, tetapi juga membawa pesan pelestarian budaya lokal melalui permainan tradisional yang kini semakin jarang dijumpai. Keberadaan area bermain ini diharapkan mampu menarik minat wisatawan keluarga, memberikan pengalaman edukatif, serta memperkuat ekonomi kreatif berbasis masyarakat desa. Selain itu, inisiatif ini memperkuat citra Pasar Slumpring sebagai destinasi wisata berbasis konservasi yang menggabungkan unsur kuliner, budaya, dan edukasi.
Kegiatan ini juga memiliki kontribusi besar terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui pengenalan permainan tradisional sebagai media edukasi, Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan pengembangan sektor wisata lokal, dan Tujuan 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan) melalui pengelolaan ruang publik yang inklusif. Dengan sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat, Pasar Slumpring kini semakin siap menjadi ikon wisata berkelanjutan yang mengedepankan kearifan lokal dan pemberdayaan masyarakat.




