Industri kreatif merupakan industri pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu. Untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan yang mampu menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu, Indonesia harus memiliki basis Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni bagi pengembangan ekonomi kreatif.
Hal tersebutlah yang disampaikan oleh Ketua Jurusan Seni Rupa UNNES Dr Syakir MSn saat memberikan sambutan dalam kegiatan Pameran Seni Rupa dan Desain Potensi Ekonomi Kreatif (EKRAF) 2017 di Galeri Seni Rupa Gedung B9 Fakultas Bahasa dan Seni UNNES, Selasa (10/10).
Dalam kegiatan yang merupakan rangkaian peringatan Bulan Bahasa dan Seni (BBS) , ia menilai, sektor ekonomi kreatif memiliki kontribusi positif yang tidak kalah dibandingkan sektor lainnya.
“Saat ini, ekonomi kreatif menempati posisi ke-3 dari 10 sektor ekonomi nasional, dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 12,9 persen atau senilai 873,89 triliun rupiah,” tambah Syakir.
Indonesia memiliki 16 sub-sektor industri kreatif yang menjadi salah satu penunjang basis perekonomian rakyat. Sub-sub sektor tersebut meliputi Desain Komunikasi Visual (DKV), periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fesyen, video, film dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan peranti lunak, televisi dan radio, riset dan pengembangan, serta kuliner.
Syakir berharap, kedepan Jurusan Seni Rupa UNNES yang didalamnya terdapat program studi (prodi) Pendidikan Seni Rupa, Seni Rupa, dan Desain Komunikasi Visual (DKV) menjadi salah satu penggerak ekonomi kreatif nasional.
Melalui pameran ini, Jurusan Seni Rupa UNNES semakin mengukuhkan posisinya sebagai penyedia Sumber Daya Manusia (SDM) kreatif yang memiliki kompetensi, keterampilan (skill), kreativitas dan sikap (attitude) yang unggul dan berkarakter.