Untuk mewujudkan Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai World Class University, Unnes bersama Massey University New Zealand, PT MADEP, dan CTNS sedang merancang kurikulum perguruan tinggi bertaraf internasional. Pertemuan preimpelemntasi (kick off) pengembangan kurikulum dilakukan tim Unnes bersama konsultan, Senin (28/10) di ruang 405 Gedung Rektorat Unnes.
Selain dihadiri Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman MHum, pertemuan ini juga dihadiri asisten direktur akademik Program Pascasarjana (PPs) serta seluruh pembantu dekan bidang akademik dari 8 fakultas.
Rektor menjelaskan, kurikulum bertaraf interasional adalah salah satu dari empat aspek penunjang WCU. “Untuk menjadi World Class University juga diperlukan akreditasi program studi secara internasional, proses belajar mengajar berstandar internasional, serta didukung teknologi informasi dan komunikasi,” katanya, menyebut tiga penunjang WCU lainnya.
“Saya berharap bahwa Tim Teknis Unnes maupun Tim Konsultan dapat bekerja sama secara simultan dalam mewujudkan internasionalisasi Unnes tahun 2020,” lanjutnya.
Pertemuan preimplementasi adalah kegiatan awal dalam rangkaian panjang mempersiapkan kurikulum bertaraf internasional. Pertemuan tersebut diharap dapat membantu Unnes mempersiapkan dan menyediakan naskah kurikulum bertaraf internasional untuk tiap program studi. Rencananya seluruh prodi di Unnes akan diseleksi untuk menjadi 10 prodi pelopor yang akan terlibat langsung dalam pengembangan kurikulum internasional ini.
Dalam pertemuan tersebut diusulkan empat tahapan pengembangan kurikulum Unnes bertaraf internasional. Pada tahap insepsi, Unnes akan mempelajari criteria pemeringkatan WCU hingga melakukan pendampingan proposal akhir 10 program studi terpilih. Pada tahap kedua dilakukan pengembangan silabus.
Pada tahap ketiga dilakukan pengembang hand out dan aplikasi, mulai dari benchmarking best practice, pelatihan internasional teaching, hingga audit pelaksaan internasional class teaching. Adapun pada tahap keempat yaitu tahap diseminasi, diharapkan sudah dihasilkan naskah kurikulum internasional untuk 10 program studi pelopor.
amien..semoga telaksana dan memajukan Unnes
yang jelas Unnes sebagai LPTK harus bisa memberi keteladanan: misalnya jumlah maksimum mahasiswa dalam satu rombel (dikaitkan dengan jumlah kelas ideal), beban mengajar dosen, dsb.. karena yang terpenting adalah kualitas. sebagai perbandingan, mungkin artikel ini menarik untuk didiskusikan. http://www.thejakartapost.com/news/2012/03/03/does-indonesia-need-world-class-universities.html
Kur.intl, sdhkah dipikirkan plus minusnya…..kur konservasi dan kompetensi baru saja.disosialisasikan, dan aplikasi belum juga dievaluasi apakah sdh berjalan dgn baik,serta penelitihan yg mendalam bahwa kesebelas nilai konservasi kur dua belas sdh maksimal di internalisasi pada mhsw kita.jgn2kur.intl membelenggu kita spt halnya perdagangan bebas yg dpt mematikan pruduk kita.kita hanya sbgai pengimpor dari manca negara.
Jangan smp perguruan kita diajar oleh orang lain karena kesiapan kita yg belum optimal.slm