Dosen Jurusan Bahasa Inggris Universitas Negeri Semarang (UNNES), Januarius Mujiyanto, dikukuhkan sebagai Profesor Linguistik Terapan di kampus Sekaran, Gunungpati, Rabu (5/10). Dalam pidato pengukuhan, Koordinator Prodi Pendidikan Bahasa Inggris S-2 dan S- 3 UNNES itu menyampaikan pidato pengukuhan “Foreignisasi: Strategi Alternatif dalam Penerjemahan untuk Pemertahanan Identitas Budaya”.
Ia menyampaikan bahwa dalam menjalankan kinerjanya, seorang penerjemah acap menemui banyak kendala, terutama soal bahasa sumber dan bahasa sasaran. Untuk itu, ia menawarkan jalan tengah melalui foreignisasi. Penulis buku Strategi dalam Praktik Penerjemahan (2013) ini mengatakan, berbeda dengan domestikasi, foreignisasi sengaja melanggar konvensi bahasa dan budaya sasaran dengan cara mempertahankan sebagian keasingan teks sumber.
Pembaca diajak menelusuri bahasa dan budaya sumber untuk membuatnya merasakan perbedaannya dengan bahasa dan budaya sasaran. ”Akibatnya, pembaca teks terjemahan didorong untuk memahami sebanyak mungkin unsur teks asing dalam bahasa sasaran,” kata pria yang akrab disapa Yan itu.
Menurut Yan, foreignisasi dipilih dengan sejumlah alasan, antara lain penerjemahan berdasar anggapan bahwa bahasa sumber lebih unggul daripada bahasa sasaran, penerjemahan mendorong pembaca agar kembali ke bahasa sumber, dan penerjemahan membantu pembaca bahasa sasaran agar menjadi setara dengan pembaca bahasa sumber.
Ia lantas menganalogikan kerja penerjemahan sebagai sebuah permainan sepak bola. Dalam permainan sepak bola, dikenal semacam konsep bahwa pertahanan yang baik dilakukan dengan menyerang. Konsep itu lantas dikembangkan menjadi strategi total football, yaitu strategi yang memungkinkan para pemain menggantikan peranan pemain lain dalam satu tim.
Yan mengatakan, jika konsep ini diterapkan dalam praktik penerjemahan, pemertahanan budaya dilakukan dengan mengeksplorasi budaya sumber, membawa pulang, dan mendudukkannya berdampingan dengan budaya yang hidup di tengah masyarakat pengguna bahasa sasaran. “Kemenangan diperoleh jika fitur bahasa dan budaya asing dapat berdampingan dengan fitur dan budaya jati tanpa menimbulkan konflik,” kata Yan.
Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum mengatakan, perolehan gelar sebagai Profesor bukanlah akhir dari capaian keilmuan. Namun, menurut Prof Fathur, dosen yang meraih capaian ini hendaknya terus mengabdi pada keilmuan dan berkontribusi dalam bidang yang digeluti.