Dharma Wanita Universitas Negeri Semarang (UNNES) dilatih membuat Ecoprint dari bahan alami (daun dan bunga).
Herlina SPd sebagai narasumber menyampaikan, Pada prinsipnya ecoprint ini teknik memindahkan corak dan warna alami dari daun maupun bunga ke kain, sesuai dengan motif dan warna yang kita inginkan, Rabu (8/10) di LP2M kampus UNNES Sekaran Gunungpati.
Herlina menjelasakan, ada beberapa tahap untuk mengerjakan ecoprint yaitu kain direndam dalam larutan tawas, lalu kain ditiriskan dan diletakkan di atas meja, tata daun dan bunga yang sudah direndam larutan tunjung di atas kain sesuai keinginan.
Kemudian, tutup kain dengan plastik, digulung lalu diikat menggunakan tali, setelah itu dikukus selama 2 jam. Tahap selanjutnya, buka plastik gulungan kain, lalu keringkan kain yang sudah tercetak dan kemudian difiksasi dengan larutan tawas atau tunjung.
Fiksasi bertujuan untuk mengunci warna-warna yang sudah melekat diatas kain agar tidak luntur, kemudian dibilas dengan air sampai bersih. Jadilah ecoprint daun di atas kain dengan motif daun dan bunga, kata Herlina.
Dalam membuat ecoprint kita dapat menggunakan bahan dasar kain, kertas dan kulit. Sedangkan untuk daun menggunakan diantaranya jarak kepyar, jarak wulung, jambu biji, jati, lanang, kalpataru, ketepeng, dan cemara. Adapun bunga yang dapat dipakai yaitu bunga waru, mawar, sepatu, dan lainnya.
Herlina (facebook Jejak Daun by Herlina Purwadi, IG Jejak Daun.id) menegaskan, dalam membuat karya ecoprint tetap harus memperhatikan keseimbangan lingkungan dengan cara menanam tanaman yang digunakan. Menggunakan daun seperlunya agar tidak mengekploitasi alam. Lebih baik menggunakan tanaman yang ditanam di pekarangan sendiri.
- Ketua Dharma Wanita UNNES Dr Barokah Isdaryanti merasa senang mengikuti pelatihan pembuatan ecoprint ini sehingga dapat menambah wawasan untuk berkarya dengan bahan alami selain membatik.