Di era serba digital ini, teknologi informasi terus berkembang dan memberikan dampak yang signifikan di berbagai sektor, salah satunya pada sektor pendidikan. Salah satu inovasi yang tengah menjadi sorotan adalah penggunaan Augmented Reality (AR) untuk membantu siswa memahami pelajaran, terutama dalam bidang yang sering dianggap sulit, seperti matematika menjadi menyenangkan.
Matematika sering kali dianggap sebagai mata pelajaran yang menantang karena tingginya tingkat abstraksi dan minimnya visualisasi yang dapat membantu pemahaman. Berawal dari masalah tersebut, Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) dalam pembelajaran Matematika. Dalam penelitian terbaru, AR diterapkan dalam pembelajaran matematika untuk siswa kelas 8 di SMPN 22 Semarang, menuai hasil yang menjanjikan. Dengan memanfaatkan teknologi AR, para siswa dapat meningkatkan pemahaman kemampuan masalah matematis yang dimiliki.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini disebut Outdoor Learning berbasis jelajah, yang diberi nama Mathtreasure. Dalam praktiknya, siswa dibagi menjadi lima kelompok, di mana masing-masing kelompok diberi peta untuk mencari titik-titik yang tersebar di lingkungan sekolah. Pada setiap titik terdapat QRcode yang setelah dipindai menampilkan soal matematika berbasis AR yang harus dipecahkan sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke titik berikutnya.
Hasil penelitian dari penerapan teknologi AR dengan konsep Mathtreasure ini membuktikan adanya peningkatan signifikan dalam kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Selama proses pembelajaran, siswa merasa lebih terlibat dan tertarik untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Penggunaan AR berhasil menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan, sehingga siswa menjadi lebih termotivasi untuk memahami konsep-konsep matematika yang sering kali dianggap sulit.
Namun, meskipun hasilnya positif, penelitian ini juga mengungkapkan beberapa tantangan dalam penerapan teknologi AR di kelas. Tantangan utama meliputi keterbatasan perangkat yang memadai, seperti ketersediaan gawai yang mendukung AR, serta kebutuhan akan pelatihan tambahan bagi guru agar dapat memaksimalkan penggunaan AR dalam pembelajaran. Jika tantangan ini dapat diatasi, AR berpotensi menjadi alat yang sangat efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dengan hasil positif ini, diharapkan teknologi AR dapat terus dikembangkan dan diintegrasikan lebih luas tidak hanya untuk matematika, tetapi juga dapat digunakan pada mata pelajaran lain untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.