Banyak orang memandang sebelah mata profesi guru. Karenanya, tidak banyak orang yang berminat menjajaki profesi mulia ini. Lain halnya dengan Dr. Lucia Yuyun Dian Susanti, M.Pd. Walaupun sebagai seorang doktor, perempuan yang kerap dipanggil Bu Yuyun ini masih setia menjajaki langkahnya sebagai seorang guru di SMA Negeri 5 Semarang.
Pada Selasa, (12/11/2024), Yuyun secara resmi menjadi wisudawan Universitas Negeri Semarang (UNNES) ke-126. Ia telah menyelesaikan masa studi S3-nya selama enam semester di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa.
Selama menjalani masa studi, Yuyun masih menjajaki profesinya sebagai guru dengan senang hati. Sejak dulu, dirinya memang bercita-cita menjadi seorang guru. Motivasi terbesarnya melalui profesi ini adalah dirinya ingin ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Baginya, menjadi guru berarti menjadi seseorang yang tidak hanya memberikan ilmu, tapi juga mendidik karakter peserta didik agar menjadi seseorang yang lebih baik.
Melalui profesi sebagai guru Bahasa Jawa, dirinya berharap agar para generasi muda dapat mencintai bahasa daerahnya masing-masing. “Saya selalu menanamkan pemikiran bahwa orang Jawa harus bisa berbahasa Jawa. sebagai orang Jawa, kita juga harus mencintai dan bangga dengan bahasa daerah ini.”
Yuyun sangat mencintai profesi yang ia pilih. Baginya, walaupun banyak orang yang menyepelekan Bahasa Jawa, Bahasa Jawa merupakan hal yang dapat membawa hidupnya menjadi semakin baik. “Bahasa Jawa telah membuka sangat banyak peluang dan kesempatan bagi saya, baik dalam hingga luar negeri.”
Melalui Bahasa Jawa, banyak kegiatan telah ia ikuti. Pada 2019 silam, Yuyun berkesempatan untuk mengikuti short course di Australia. Tidak hanya itu, melalui bahasa Jawa pula, Yuyun berkesempatan mengikuti ajang Jambore Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Jawa Tengah dan secara resmi dinobatkan sebagai juara 2 kategori Guru Terinovatif.
“Melalui banyak kegiatan tersebut, saya ingin memotivasi banyak orang agar dapat semakin mencintai bahasa Jawa,” ujarnya.
Dalam prosesnya, tentu terdapat banyak hambatan yang harus Yuyun lalui. Sejak 2002, dirinya sudah menekuni profesi sebagai guru honorer. Selama itu, Yuyun terus mencoba peruntungan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selama itu pula, dirinya berkali-kali belum berhasil. Tahun 2009 adalah tahun keberuntungannya. Pada tahun tersebut, dirinya seraca resmi diangkat menjadi guru PNS.
Selama menjadi guru Bahasa Jawa, Yuyun juga mengalami beberapa tantangan. “Tantangan terbesar selama menjadi guru adalah mengajak anak-anak yang semula menyepelekan Bahasa Jawa menjadi cinta pada mata pelajaran ini.” Akan tetapi, bagi Yuyun, tantangan tersebut dapat ia atasi melalui keikhlasan, rasa bahagia, serta sabar. Ia selalu berusaha memberikan contoh bahwa segala hal harus ditekuni dan dikerjakan dengan sepenuh hati.
Selama 22 tahun menjadi guru, tentu dirinya memiliki harapan untuk para guru di Indonesia. Ia berharap, para guru tidak lagi memberikan label kepada peserta didik. Semua anak hebat dan bisa berkembang menjadi versi terbaik masing-masing. Tugas guru adalah memberikan motivasi dan alasan agar para peserta didik mencintai bidang yang semestinya dicintai.
Yuyun juga berpesan agar lebih banyak orang tidak menganggap bahasa Jawa menjadi pelajaran sebelah mata. Selalu cintai Bahasa Jawa karena melalui bahasa, pengembangan karakter peserta didik dapat dilakukan.
Reporter: Leni Septiani dan Ananda Fathiyyah Utami (Student Staf Humas)