Tiga mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) dari Prodi Pendidikan Sejarah Angkatan 2021 berhasil menjadi salah satu dari 25 Tim Finalis CIFest (Campus Integrity Festival) 2023 yang diadakan langsung oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tim yang beranggotakan Qonita Fadhila, Inez Kalyana Azmi, dan Mutiara Gita Cahyani dengan dosen pembimbing Dr. Muzakki Bashori, SP.d., M.A. berhasil meraih pendanaan sebesar 10 juta untuk mengembangkan gim (game) sederhana yang diberi nama Eradika: The Integrity Chronicles.
Nama Eradika terinspirasi dari kata bahasa Inggris yakni eradicate yang bermakna ‘memberantas’. Harapannya dengan memainkan gim ini, integritas dan nilai-nilai antikorupsi dalam diri mahasiswa pengguna akan semakin meningkat. Dengan demikian, mahasiswa sebagai agen perubahan bangsa akan mampu memberikan dampak positif yang turut serta dalam kegiatan-kegiatan pemberantasan korupsi.
Tim Eradika memulai kegiatan research and development (R&D atau penelitian dan pengembangan) gim ini sejak Juli hingga Oktober 2023.
Tim mendapatkan pembekalan dan pengawasan langsung dari KPK. Lalu, tim mulai melakukan diskusi internal lanjutan, menyusun konsep gim, mengembangkan gim, menyebarkan kuesioner analisis kebutuhan, dan mengimplementasikan gim kepada mahasiswa semester 1 dan 3 dari Prodi Pendidikan dan Ilmu Sejarah.
Setelah itu, tim menyebarkan User Experience Questionnaire (UEQ) kepada mahasiswa, meminta 3 ahli (2 dosen dan 1 hakim) untuk memberikan evaluasi kepada gim Eradika, dan membuat infografis serta video kegiatan.
Secara umum, gim Eradika mendapatkan respons yang positif, baik dari mahasiswa maupun ahli. Mahasiswa tampak antusias mengikuti kegiatan implementasi gim Eradika. Tentu saja terdapat saran dan kritik membangun yang berguna untuk pengembangan gim ini ke depan.
Sebagai bagian dari tindak lanjut, 4 mahasiswa terpilih yang paling aktif selama bermain gim akan ditetapkan sebagai Duta Antikorupsi Jurusan.
“Kami berharap melalui gim Eradika dan duta antikorupsi ini, nilai-nilai integritas dan semangat antikorupsi akan semakin meluas di lingkungan kampus dan menjelma menjadi praktik dan budaya baik yang berkelanjutan,” kata dosen pembimbing, Muzakki Bashori.