Sebenarnya sangat mudah untuk membuat Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKM-AI) yang dibiayai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DP2M Dikti) Jakarta. Hanya tinggal cari laporan-laporan, ganti formatnya, kirimkan, tunggu, kemudian ambil rewardnya.
Motivasi itulah yang disampaikan oleh Tommi Yuniawan MHum dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang yang juga pembina program kreatifitas mahasiswa (PKM), dalam Workshop “Wujudkan Karya Intelektual Mahasiswa Unnes melalui Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tulis (PKM-GT), di gedung C7 Fakultas Ilmu Sosial (FIS) kampus Sekaran, Kamis (23/2).
Kegiatan yang diselenggarakan Bidang Kemahasiswaan Unnes ini diikuti oleh puluhan mahasiswa perwakilan dari setiap fakultas dan mahasiswa yang pernah didanai PKM nya tahun 2011.
“Cara menulis PKM mengacu pada pedoman tahun 2011 bersumber pada kegiatan mahasiswa yang bersifat kelompok, di antaranya bisa dari laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN), laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL), PPL, KKL atau laporan-laporan yang bersifat akademik yang dilakukan oleh mahasiswa di perguruan tinggi,” kata Tommi.
Dia juga mengemukakan, dikarenakan wujudnya adalah artikel maka di dalam penyusunannya tidak perlu menyantumkan rincian biaya. “Sebab PKM-AI ini berbeda dengan proposal PKM Tehnologi, PKM Penelitian, PKM Pengabdian Masyarakat, PKM Kewirausahaan, dan PKM Karsa Cipta Mahasiswa,” tandasnya.
Karya mahasiswa ini, lanjut Tommi, dikirim ke bidang kemahasiswaan paling lambat 5 Maret 2012, dikarenakan tanggal 9 akan dikirim ke Jakarta. Sebelum dikirim ke DP2M Dikti Jakarta tentu ada pengecekan secara administrarif. Dikti nantinya akan merewiew, karya yang lolos mahasiswanya akan mendapatkan reward atau insensif berupa artikel mereka akan dimuat di jurnal ilmiah mahasiswa atau ejurnal yang diterbitkan oleh Dikti dan uang sebesar Rp 3 juta.
“Tidak semata-mata untuk itu, dengan mengikuti PKM-AI ini mahasiswa sekaligus belajar untuk dapat berfikir, menganalisis, dan menulis sesuai dengan pedoman ilmiah yang ada. Pada suatu saatnya ketika menyusun skripsi kemudian harus membuat artikel ilmiah mahasiswa diharapkan sudah siap,” katanya.
Dia berharap dengan adanya PKM-AI ini bisa meningkatkan budaya menulis ilmiah dikalangan mahasiswa dan Unnes siap untuk mensukseskan jurnal ilmiah S1, S2, maupun S3.
Sri Mantini Rahayu S MSi, dosen FMIPA Unnes yang juga pembina PKM mengatakan, untuk menyusun program kreativitas mahasiswa gagasan tulis (PKM-GT) mahasiswa harus mempunyai ide kreatif yang dilaksanakan. Tidak harus dalam waktu dekat tapi mungkin 5-10 tahun mendatang.
“Ide tersebut murni dari mahasiswa sendiri sehingga segala sesuatunya bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan panduan karya ilmiah. Dalam penulisannya mahasiswa harus bisa membaca kondisi masyarakat sekarang apakah gagasan yang ditulis saat ini masih bisa untuk dikembang ke depan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata Sri Mantini.
Dia juga mengemukakan, mahasiswa dalam menawarkan gagasannya bisa bekerjasama dengan berbagai pihak. Misalnya dengan dinas pertanian, kesehatan, perindustrian, sehingga dalam mengimplementasikan bisa kerjasama dengan instansi-instansi terkait.
Mantini menambahkan, dikarenakan ini masih gagasan tertulis masalah biaya tidak menjadi ketentuan, yang dipentingkan adalah ide gagasannya yang bisa di manfaatkan oleh masyarakat secara luas. “Seandainya nanti lolos ke Pimnas, jika ditanyakan masalah biaya bisa diprediksi sebagai gambaran umum dalam bentuk disain, software dan model, dari situ nanti biayanya bisa diperhitungkan,” katanya.
Waduh, kalau motivasinya hanya sebatas itu ya tidak menididik mahasiswa untuk menulis artikel yang benar. PKM-GT dan PKM-AI dikompetisikan antar mahasiswa tujuannya adalah agar mahasiswa memiliki budaya menulis yang benar, sesuai kaidah-kaidah keilmuan yang berlaku. Mohon diperhatikan. Nwn.
Kami mohon kepada Humas untuk menarik berita ini karena berbahaya. Dalam judul sudah tersurat perintah untuk melakukan tindakan plagiat. Dari substansi artikel, mahasiswa seolah-olah disuruh ((boleh) melakukan tindakan plagiat, yaitu melaporkan hasil penelitian orang lain. Kepada dosen pembimbing PKM, kami mohon dibaca Kode Etik Publikasi ilmiah. Jangan sembarangan.
Judul yang provokatif, pasti tujuannya supaya mahasiswa mau membuat gagasan ilmiah sebanyak-banyaknya. Tapi perlu ditegaskan bahwa yang diambil dan diganti formatnya adalah laporan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri dan bukan penelitian orang lain sehingga tidak masuk kategori plagiat. Atau jika mengambil gagasan orang lain maka mahasiswa harus mengikuti kaidah etika publikasi dan tidak sekedar mengambil laporan orang lain, mengganti format (dan nama?), mengirim dan dapat rewardnya.