Di era digital, gawai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Meski menghadirkan kemudahan akses informasi, penggunaan gawai secara berlebihan menimbulkan dampak negatif seperti berkurangnya interaksi sosial, melemahnya kemampuan konsentrasi, hingga risiko gangguan kesehatan fisik dan mental. Kondisi ini mendorong perlunya ruang edukatif alternatif yang mampu mengarahkan anak-anak pada aktivitas kreatif dan menyehatkan.
Menjawab tantangan tersebut, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) GIAT 12 menghadirkan kegiatan Omah Bocah x GIAT 12 UNNES 2025 di Balai Desa Terban pada akhir Juli 2025. Kegiatan ini menjadi wujud komitmen mahasiswa UNNES untuk menjauhkan anak-anak dari ketergantungan gawai sekaligus menumbuhkan generasi yang kreatif, sehat, dan mandiri.
Lebih dari sekadar hiburan, Omah Bocah dirancang sebagai ruang belajar alternatif di luar kelas yang menekankan interaksi sosial, kreativitas, serta kemandirian anak. Dalam sambutannya, ketua kegiatan menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan bermain yang sehat dan edukatif sebagai solusi dari meningkatnya kecenderungan anak-anak yang menghabiskan waktu dengan gawai.
“Melalui kegiatan fisik, seni, dan kerja kelompok, anak-anak bisa belajar banyak hal yang tak mereka dapat dari layar gawai,” ungkap salah satu panitia GIAT 12.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan teks Pancasila, dilanjutkan dengan senam pagi bersama. Mahasiswa kemudian menghadirkan tiga pos permainan yang dirancang dengan pendekatan edukatif diantaranya:
- Pos 1: Seimbangkan Bola Pingpong
Dipandu oleh Jonathan, anak-anak menggunakan sumpit untuk menjaga bola pingpong tetap seimbang selama dua menit. Permainan favorit ini melatih konsentrasi, kesabaran, dan koordinasi motorik halus. - Pos 2: Ecoprint Karya Alam
Di bawah bimbingan Nadia, anak-anak berkreasi menggunakan daun kering serta biji-bijian lokal seperti kacang hijau dan beras ketan hitam. Aktivitas ini memperkaya imajinasi sekaligus menumbuhkan kesadaran akan keanekaragaman hayati di sekitar mereka. - Pos 3: Estafet Karet Masuk Gelas
Salma memandu permainan yang menekankan kerja sama tim, strategi, dan ketangkasan fisik. Selain menumbuhkan semangat kompetisi sehat, kegiatan ini memperkuat hubungan sosial antar peserta.
Sebagai penutup, anak-anak bersama-sama membuat karya cap tangan di atas kertas besar dengan cat air. Aktivitas ini menjadi simbol keberanian mengekspresikan diri, kolaborasi, serta kenangan yang akan terus mereka ingat.
Antusiasme peserta terlihat jelas. Banyak anak gembira dapat belajar dan bermain bersama tanpa harus memegang gawai seharian.
“Seru banget, bisa main bareng teman-teman dan nggak pegang HP seharian,” ujar salah satu peserta dengan semangat.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa UNNES membuktikan bahwa pendidikan berbasis komunitas masih relevan sebagai jawaban atas tantangan digitalisasi. Omah Bocah menjadi langkah nyata untuk menghadirkan generasi yang sehat, kreatif, dan berkarakter melalui pengalaman langsung, bukan sekadar dari layar gawai.




