Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan mengawal Ujian Nasional (UN) 2014 sejak proses penggandaan soal, distribusi, pelaksanaan ujian, hingga pengumuman hasil ujian. Peran Polri dirasakan perlu agar UN berjalan lancar tanpa gangguan keamanan, khususnya di daerah rawan. Namun, petugas yang melakukan pengawasan saat pelaksanaan ujian tak diizinkan menggunakan seragam.
“Pengawasan di ruang ujian tetap dilakukan oleh guru. Polisi tidak akan masuk ruangan ujian namun tetap di komplek sekolah. Itu pun tidak boleh menggunakan seragam,” kata Kapolri Jend (Pol) Sutarman saat mendampingi Mendikbud M Nuh telekonferensi bersama Polda, Rektor PTN, dan Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia, Kamis (10/4).
Melalui teekonferensi pula Kapolri dan Mendikbud memastikan distribusi lembar ujian dapat diselesaikan sesuai jadwal. Bahkan, dilaporkan, di provinsi kepulauan seperti Kepulauan Riau dan Maluku Utara, tidak ditemukan kendala berarti. Kapolda Papua juga melaporkan bahwa distribusi soal sesuai jadwal.
Mendikbud menghimbau agar PTN, dinas pendidikan, dan guru mengawasi UN secara baik, termasuk mengantisipasi adanya bocoran kunci jawaban. Ia memastikan, jika ada kunci jawaban yang beredar, adalah palsu. Terlebih, pada UN tahun ini, siswa pada setiap ruangan memperoleh soal yang unik.
“Setiap ruangan akan diisi oleh 20 siswa dan masing-masing mendapat 20 soal yang berbeda. Tersebarnya kunci jawaban biasanya ulah orang yang memanfaatkan keadaan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Itu perlu disampaikan kepada masyarakat,” katanya.
UN untuk tingkat SMA dijadwalkan akan berlangsung Senin-Rabu (14-17/4). Unnes terlibat sebagai pengawas penggandaan soal, distribusi soal, pengawasan pelaksanaan ujian, sekaligus melakukan pemindaian terhadap lembar jawab computer (LJK) untuk wilayah Jawa Tengah.
Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman MHum yakin seluruh tanggung jawab tersebut akan dilaksanakan dengan baik karena Unnes memiliki pengalaman panjang. Pada UN 2013, bahkan, proses pemindauan LJK dapat diselesaikan sebelum tenggat waktu.