Pelaksanaan aturan dan hukum di Indonesia sungguh memprihatinkan dan amburadul. Penyebabnya tidak lain adalah uang; uang telah menjadi raja, yang dengan penuh kuasa dapat mengacaukan atau memutar-balikkan pelaksanaan aneka aturan, tata tertib, dan hukum di negeri ini.
Hal itu dikemukakan pendeta Herry Purnomo, Rabu (18/1), dalam peringatan natal bersama Paguyuban Warga Kristiani Universitas Negeri Semarang, di gedung B6 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Konservasi.
Pendeta mengungkapkan, berbagai kasus yang terjadi membuat semakin gelap pelaksanaan hukum di negeri kita. Maka, sedikit banyak boleh dikatakan bahwa “bangsa ini diam dalam kegelapan”, dan jika tidak segera muncul “terang”, tidak menutup kemungkinan rakyat akan menjadi penegak pelaksanaan aturan, tata tertib, dan hukum dengan secara langsung mengadili para koruptor di negeri ini.
Suara-suara kritik sebagai “terang” telah muncul di sana-sini. “Semoga mereka tidak bosan untuk terus menyampaikan kritiknya agar bangsa ini segera diam dalam terang, bebas dari aneka macam bentuk korupsi, kebohongan dan keamburadulan pelaksanaan aturan, tata tertib, maupun hukum,” kata pendeta.
Oleh sebab itu, menurutnya warga kristiani khususnya di Unnes hendaknya bisa menjadi contoh dalam segala hal dan tetap bersikap rendah hati. Selain itu melaksanakan tugas, pekerjaan dan kewajibannya masing-masing dengan ikhlas dan penuh rasa syukur.
Selain dosen, karyawan, dan mahasiswa kristiani, acara yang bertema “Melihat Terang yang Besar, Meretas Jalan Menuju Unnes yang Sehat, Unggul, dan Sejahtera” itu dihadiri pula Pembantu Rektor, pejabat, dekan, ketua lembaga, dan pimpinan di lingkungan Unnes.
Lagu-lagu gerejawi juga terus bergema di gedung itu pada awal acara. Kegiatan itu dimeriahkan pula peragaan tentang kisah Maria dan Yusuf, pantomim, juga teatrikal oleh mahasiswa Unnes.
Acara juga diwarnai penyalaan lilin natal oleh Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, pendeta, Ketua Paguyuban Warga Kristiani Unnes, Ketua Panitia Kegiatan, UK2, dan UK3.
Dalam sambutannya, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof Masrukhi menegaskan, Unnes selalu mengapresiasi segala kegiatan yang dilakukan oleh semua umat beragama, termasuk kegiatan umat kristiani. “Kegiatan umat kristiani di Unnes jangan hanya setahun sekali, kalau perlu diadakan secara rutin,” tegasnya.
Prof Masrukhi juga mengungkapkan, sudah saatnya kita membangun paham keagamaan dengan penuh toleransi, saling menghargai dan saling menghormati. “Dengan cara itu kita dapat menerima pemahaman keagamaan dalam persepsi yang tepat. Dengan cara itu pula, kita dapat membangun sebuah peradaban,” katanya.
Kemajemukan bangsa harus disikapi dengan penuh rasa syukur. Keragaman yang dimiliki harus diterima sebgai anugerah Tuhan. “Perbedaan harus kita tempatkan sebagai sebuah keyakinan yang harus kita hormati dengan lapang dada,” kata Prof Masrukhi.
Sedangkan Ketua Paguyuban Warga kristiani Unnes Prof YL Sukestiyarno mengatakan, sebelum diadakan perayaan telah dilakukan kegiatan sosial berupa pasar rakyat yang digelar di depan kantor Kelurahan Sekaran Gunungpati Semarang. Pasar tiban itu dipadati oleh ratusan warga sekitar kampus Unnes.
“Selain sembako, pakaian, dan barang-barang berkualitas dengan harga yang sangat murah, disediakan pula hiburan organ tunggal,” katanya.
Tidak hanya itu, masih ada satu lagi kegiatan bhakti sosial yaitu kerja bakti bersih bersih kampus yang akan diselenggarakan Jumat (20/1). “Semua warga Kristiani Unnes akan bergotong royong membersihkan lingkungan kampus,” tegasnya.
Matur nuwun pak PR3 ,rawuhipun di acara natal bersama klg besar universitas negeri semarang…….semoga berkat dan kasih Tuhan ada dalam diri bpk dan kita semua…syaloom
Pendeta, negeri ini aneh. Uang menjadi raja. Orang2 marginal makin tertindas, sementara penguasa berpikir negeri ini baik2 saja.
Terima kasih untuk kerja sama semua pihak, Tuhan memberkati Unnes selalu.
Kiranya Tuhan Memberkati Kita Semua