Pengembangan Kelurahan Pakintelan Kota Semarang sebagai Kampung Wisata merupakan bentuk diseminasi hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh Universitas Negeri Semarang. Potensi yang dimiliki oleh Kelurahan Pakintelan sebagai daerah penghasil durian, seharusnya menjadi modal besar bagi masyarakatnya untuk mendongkrak perekonomian dengan mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Namun demikian, salah satu permasalahan yang menghambat perkembangan Kelurahan Pakintelan sebagai Kampung Wisata ialah masih minimnya kemampuan masyarakat dalam mengolah dan mengelola produk lokal sehingga belum mampu menambahkan nilai guna dan nilai ekonomis didalamnya.
Penggunaan istilah Kampung Wisata telah dikenal sejak lama di Indonesia. Istilah ini merujuk pada bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat di mana terdapat sekelompok wisatawan yang dapat tinggal atau berdekatan dengan lingkungan tradisional tersebut untuk belajar mengenai kehidupan masyarakatnya. Kampung Wisata dikembangkan dengan tetap memperhatikan kearifan lokal, potensi, sumber daya setempat, dan manajemen tata kelolanya.
Hal tersebutlah yang mendorong Tim Pengabdian Universitas Negeri Semarang (UNNES) untuk menyelenggarakan Pengabdian kepada Masyarakat “Peningkatan Keterampilan Warga Kelurahan Pakintelan dalam Pengolahan Produk Lokal sebagai Upaya Mewujudkan Kampung Wisata” pada Sabtu (21/8) secara luring terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Tim pengabdian yang diketuai oleh Dr. Moh. Solehatul Mustofa, M.A. dan beranggotakan Saptariana, S.Pd., M.Pd., Tutik Wijayanti, S.Pd., M.Pd., dan Noviani Achmad Putri, S.Pd., M.Pd. ini mendorong terwujudnya Kampung Wisata di Kelurahan Pakintelan yang berbasis pada pendayagunaan kearifan lokal setempat.
Di hadapan peserta pelatihan, Dr. Moh. Solehatul Mustofa, M.A. menjelaskan, alasan dipilihnya Kelurahan Pakintelan Kecamatan Gunungpati untuk dikembangkan menjadi Kampung Wisata ialah karena Kelurahan Pakintelan masih memiliki banyak lahan pertanian yang cukup luas, letaknya yang dekat dengan UNNES, lokasinya mudah dijangkau, dan tidak jauh dari Kota Semarang maupun Kabupaten Semarang.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES itu berharap, pelatihan pembuatan Pancake Durian dan Manisan Rambutan ini mampu menginspirasi masyarakat Kelurahan Pakintelan untuk menghidupkan perekonomian masayarakat yang berbasis kearifan lokal.
“Semoga pelatihan pembuatan Pancake Durian dan Manisan Rambutan ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkembangkan Kelurahan Pakintelan sebagai Kampung Wisata yang berbasis pada kearifan lokal dengan mendayagunakan sumber daya yang tersedia. Di Pakintelan dan sekitarnya, terdapat banyak buah durian terutama saat musim durian, sehingga perlu dipikirkan cara agar tidak hanya langsung dijual, namun diolah terlebih dahulu menjadi seusatu yang memiliki nilai guna lebih, nilai ekonomis tambahan, agar mampu bersaing secara ekonomi,” ungkap Dosen Jurusan Sosiologi dan Antropologi UNNES tersebut.
Pancake Durian ala Pakintelan
Hadir sebagai narasumber sekaligus anggota tim pengabdian dalam kegiatan pelatihan ini ialah Dosen Pendidikan Tata Boga UNNES Saptariana, S.Pd., M.Pd.
“Ibu-ibu karena di Pakintelan dan sekitarnya itu durian sangatlah banyak terutama saat musim durian, jadi perlu diolah menjadi produk dan kreasi lainnya. Selain olahan durian, ada juga buah alpukat dan buah rambutan yang bisa diolah menjadi Pancake Alpukat dan Manisan Rambutan tanpa pengawet. Kenapa perlu diolah? Agar saat dijual memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi daripada dijual tanpa pengolahan terlebih dahulu,” ungkap Ria.
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengolahan Makanan Kontinental itu menambahkan, pelatihan akan berfokus pada tahapan atau cara membuat Pancake Durian dan Manisan Rambutan yang khas dari Pakintelan.
“Mengapa khas? karena menggunakan buah-buahan lokal dari Pakintelan. Ibu-ibu sebenarnya pembuatan Pancake Durian dan Manisan Rambutan itu tidaklah susah. Bahan-bahannya pun mudah sekali didapat, seperti kebutuhan pada umumnya,” ungkapnya.
Luaran dari pengabdian ini ialah tiap peserta pelatihan mampu mengembangkan keterampilannya dalam mengolah produk lokal agar memiliki nilai guna tambahan dan mendongkrak perekonomian masyarakat setempat dalam mewujudkan Kelurahan Pakintelan sebagai Kampung Wisata. Peserta pelatihan juga diharapkan secara kolektif mampu membuat Usaha Bersama atau UB dalam mengolah, mengelola, dan memasarkan produk lokal hasil kreasinya.
Sebagai rumah ilmu pengembang peradaban, UNNES secara konsisten terus mencanangkan pelaksanaan kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi, mulai dari pengajaran, penelitian, hingga pengabdian kepada masyarakat. UNNES memahami, kemajuan teknologi era 4.0 dan society 5.0 sudah seharusnya mendukung pelaksanaan kegiatan di berbagai sektor dan bidang kehidupan, termasuk di sektor pariwisata dan perekonomian masyarakat dengan meningkatkan nilai guna suatu produk berbasis kearifan lokal.