Penambahan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus tantangan dalam pembangunan. Bila permasalahan tersebut tidak diantisipasi sejak sekarang, tidak tertutup kemungkinan pembangunan akan mengalami berbagai hambatan.
Demikian dikatakan dokter Lily Krisnowati MKes saat berceramah pada Halalbihalal Persatuan Wredatama (Pensiunan) Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan tema “Tetap Sehat di Usia Lanjut”, Rabu (5/9), di B6 Fakultas Bahasa dan Seni kampus Sekaran.
Kegiatan dibuka Rektor Prof Sudijono Sastroatmodjo serta dihadiri ratusan pensiunan, para pembantu rektor, dekan, dan pejabat lainnya di Unnes.
“Kita harus menjadikan lansia sebagai aset bangsa yang terus diberdayakan. Namun ini tidak akan tercapai bila kita tidak mempersiapkan diri dari sekarang,” kata dokter Lily yang juga menantu almarhum Prof Satmoko, guru besar Unnes.
Dia juga mengemukakan, mindset yang selama ini ada bahwa penduduk lansia merupakan kelompok rentan yang hanya menjadi tanggungan keluarga, masyarakat, dan negara. “Itu harus kita ubah,” tandasnya.
Dia juga mengatakan, seorang lansia harus berjiwa semangat, berpikir positif, menjaga pola makan, gaya hidup sehat, melakukan olahraga teratur, dan beraktivitas yang disukai.
“Seorang lansia biasanya beraktivitas mendekatkan diri kepada Allah dan berkebun. Berkebun inilah, walaupun hanya menanam bunga di dalam pot tidak disadari oleh seorang lansia bisa menghasilkan uang,” kata Lily.
Lily mencontohkan dengan kesibukan merawat tanaman di pot itu, tanaman tersebut bisa disewakan untuk dekorasi atau dijual.
“Apabila para lansia bisa memanfaatkan waktunya dengan kegiatan positif yang dia sukai, secara tidak langsung mereka akan menyumbangkan proses keberhasilan pembangunan kita,” imbuh Lily.