Semarang (18/11) Penyakit menular, penyakit tidak menular dan penyakit yang lama hilang lalu muncul kembali (Re-emerging Disease) atau yang disebut triple burden disease ini tidak bisa dianggap remeh. Kasus penyakit TBC (Tuberculosis) di Indonesia sendiri memasuki peringkat kedua terbanyak setelah India. Penyakit Difteri, yang dulu lama hilang kini terjadi lagi. Pemerintah juga telah menghadirkan Progam Indonesia Sehat – Pendekatan Keluarga (PIS – PK) yang berguna untuk menurunkan kejadian-kejadian tersebut. Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran & mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Program PIS – PK ini dilatar belakangi oleh kurangnya aspek promotif dan preventif yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, Himpunan Mahasiswa IKM mengadakan Seminar Nasional Kesehatan dengan tema “Peta Jalan PIS – PK dengan Pendekatan Continuum Of Care untuk Menurunkan Triple Burden Disease” guna mengetahui posisi Indonesia dalam program PIS – PK ini sampai sejauh mana. Seminar Nasional Kesehatan ini diikuti sebanyak 1.234 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Pada plennary session pertama mengundang drg. Widyawati Garini, M.Kes. dari Kemenkes RI, Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) dari UNAIR yang dimoderatori oleh dr. RR. Sri Ratna Rahayu Ph.D. dilanjutkan sesi kedua dengan pembicara dr. Armunanto, M.P.H dari UNICEF yang dimoderatori oleh Dr. Widya Hary Cahyadi, S.K.M, M.Kes(Epid). Selain plennary session juga diselenggarakan parallel session untuk presentasi oral.
drg. Widyawati Garini, M.Kes. menyampaikan bahwa PIS-PK ini dapat berjalan maksimal dengan adanya kontribusi dari masyarakat itu sendiri. Karena seluruh daerah di Indonesia mendapatkan rapot merah dalam indeks keluarga sehat. “Hal ini disebabkan, Indonesia masih berfokus pada aspek kuratif dan rehabilitatif” lanjut beliau.
Di kesempatan sebelumnya ketua panitia Adriansyah Permanahadi menyapaikan apresiasi setinggi tingginya kepada seluruh partisipan Seminar Nasional Kesehatan 2018 dan Call for Paper. Tidak lupa kepada seluruh panitia yang sudah berusaha Spartan selama lebih dari 2 bulan sehingga dapat menggait peserta lebih dari 900 perserta di minggu terakhir. “Apresiasi setinggi tingginya pada Seribu Dua Ratus Tiga Puluh Empat partisipan SNK 2018 dan Call for Paper, kepada crew yang bekerja Spartan selama ini, tanpa mereka event ini tak dapat terlaksana dengan baik”. (Ray).