Semarang (20/8) Stunting adalah suatu keadaan dimana tinggi badan anak dibawah normal atau terhambat pertumbuhannya sampai dibawah umur normal. Kondisi ini terjadi ketika seseorang tidak menerima asupan gizi yang tepat untuk waktu yang lama. Jika ini terus berlanjut, anak akan menjadi kurang berprestasi di sekolah, ketika dewasa akan menjadi kurang produktif, berpenghasilan lebih rendah dan terus hidup dibawah garis kemiskinan. Jika masalah ini terus berlanjut, maka akan menjadi beban sekaligus ancaman bagi masa depan bangsa. Secara global, stunting menyumbang 15-17% dari semua kematian anak di seluruh dunia.
Berawal dari masalah tersebut, Tim Pengabdi IKM Unnes menyusun strategi kegiatan intervensi melalui Program Tangkas sebagai upaya pencegahan stunting pada anak usia dini dengan tema “Pola Gizi terhadap Pencegahan Stunting”. Kegiatan ini terdiri dari beberapa metode yang dipertimbangkan efektif untuk diterapkan sebagai bentuk model edukasi yang berkaitan dengan perilaku pencegahan stunting diantaranya terdiri dari asesmen terhadap status gizi anak, edukasi melalui media, diskusi dan konsultasi gizi, pemberian makanan tambahan pada anak, monitoring dan evaluasi dan tindak lanjut kegiatan. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang (IKM Unnes) Bertakalswa Hermawati, S.Psi, M.Si. (Ketua Pengabdian); Prof. Dr. dr. Oktia Woro Kasmini Handayani, M.Kes.; Dr. dr. Intan Zainafree, MH.Kes.; Nur Siyam, S.KM., M.PH.; Driana Wahyu Prasetyasari, SE.; serta melibatkan mahasiswa IKM Unnes Diva Nadia H. Sakka, Ayu Nabiha Septiani, dan Novia Tri Wardani.
Pada metode asesmen terhadap status gizi anak diukur berdasarkan standar pertumbuhan gizi anak yang ditentukan dari berat badan dan tinggi anak. Kegiatan ini melibatkan seluruh siswa di TK Islam Al-Huda Kota Semarang. Edukasi dengan metode ceramah melalui media disampaikan untuk para guru dan orang tua siswa di TK Islam Al-Huda Kota Semarang. Kegiatan ini dihadiri oleh 51 orang. Pemaparan materi mengenai definisi stunting, faktor penyebab stunting, dampak dan konsekuensi stunting serta pencegahan stunting terutama dalam hal pola gizi untuk anak disampaikan oleh Dr. dr. Intan Zainafree, MH.Kes., dosen jurusan IKM dan dokter yang berpraktek di Pusat Layanan Kesehatan (Puslakes) Unnes.
Metode diskusi dan konsultasi gizi dilakukan untuk memberi ruang bagi para orang tua untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan mencari cara untuk solusinya. Antusias peserta ditunjukkan dengan keaktifan orang tua siswa yang bertanya tentang materi edukasi, dan masalah yang dihadapi terkait pola gizi anak dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu orang tua siswa mengatakan bahwa dengan adanya pengabdian ini dapat membuka wawasan tentang penerapan dan pentingnya gizi yang tepat untuk anak.
Selanjutnya metode pemberian makanan tambahan pada siswa dilakukan sebagai upaya percontohan makanan yang sesuai untuk perbaikan gizi dalam pencegahan stunting berupa makanan yang terdiri dari komponen karbohidrat, protein, kalsium dan zat besi pada program makan bersama di masing-masing kelas. Antusias siswa ditunjukkan dengan makan secara lahap.
Pada tahap monitoring dan evaluasi, pengabdi mengukur peningkatan pengetahuan orang tua berdasarkan alat ukur kuesioner sebelum dan sesudah edukasi. Selanjutnya pada tahap tindak lanjut, pengabdi bekerja sama dengan para pendidik dan orang tua dalam menyusun, memetakan dan mengimplementasikan perubahan perilaku dalam upaya pencegahan stunting. Diharapkan dengan adanya kegiatan pengabdian ini, para pendidik dan orang tua mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan meningkatkan upayanya dalam memberikan pola asuh gizi yang tepat sebagai upaya pencegahan stunting.