Ekspedisi Nusantara Jaya 2017 Diikuti Mahasiswa Jurusan IKM

Universitas Negeri Semarang > Faculty of Medicine > Berita > Ekspedisi Nusantara Jaya 2017 Diikuti Mahasiswa Jurusan IKM

Semarang (25/8) Mahasiswa Jurusan IKM Universitas Negeri Semarang (Tri Septa Anggraini) baru saja kembali dari Pulau Bontu-bontu Sulawesi Tenggara dalam rangka program pengabdian pada masyarakat yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada 10-22 Agustus 2017. Kegiatan ini mengharapkan adanya perpanjangan tangan negara melalui pemuda-pemuda terbaik nusantara dengan ikut terjun langsung membangun masyarakat di daerah-daerah terpencil, terluar, perbatasan, dan wilayah timur Indonesia.

Pulau Bontu-bontu merupakan salah satu pulau yang terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara, Kecamatan Towea, Kabupaten Muna. Akses menuju Pulau tersebut dari Ibu Kota Provinsi (Kendari) dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 6 jam ditempuh melalui jalur darat dan jalur laut. Ada sekitar 600 jiwa yang menetap di pulau tersebut dengan mayoritas masyarakatnya adalah Suku Bajo dengan mayoritas pekerjaan adalah nelayan. Perkampungan di atas laut dengan menggunakan rumah pangggung merupakan ciri khas dari Desa Bontu-bontu. Masyarakat Bajo sendiri memiliki rasa kekeluargaan yang sangat kental, sehingga ketika ada pendatang baru di lingkungan mereka akan disambut dengan hangat.

Pulau Bontu-bontu memiliki satu Sekolah Dasar (SD) dan satu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sumber listrik di pulau bukan dari Listrik PLN, tetapi menggunakan genset dan panel surya. Tidak setiap saat masyarakat dapat menggunakan listrik seperti di daerah-daerah perkotaan. Pada penggunaan genset biasanya bertahan selama 3 jam hingga bahan bakar habis, untuk panel surya sendiri digunakan setelah bahan bakar genset habis dan sebatas untuk lampu penerangan. Selain itu, tantangan yang harus dihadapi oleh peserta ENJ adalah tidak adanya fasilitas air bersih di pulau tersebut. Sumber air bersih di peroleh dari Pulau Towea atau ibukota kecamatan yang didistribusikan menggunakan kapal kayu nelayan. Air bersih dijual dengan harga Rp. 4.000,- per jerigen. Kebutuhan air bersih per hari per orang adalah 3 jerigen. Selain dari towea, sumber air tawar lain yang digunakan adalah air hujan.

Program-program pengabdian yang dibuat oleh tim ENJ terdiri dari program kesehatan (pemeriksaan kesehatan, pengobatan gratis, dan penyuluhan kesehatan), program pendidikan (pembuatan pustaka pesisir, bimbingan belajar, dan pengajaran baca tulis al-quran), program kemaritiman (artificial reefs), program lingkungan (coastal cleaning dan penanaman mangrove), dan program ekonomi (pembuatan keripik dari bunga mangrove). Semua donasi yang telah dikumpulkan berupa uang, buku, pakaian, sepatu, gunting kuku, sikat gigi, dan lain-lain dapat dipastikan telah dibagikan kepada masyarakat di Desa Bontu-bontu.

“Waktu pertama kali masuk untuk penyuluhan kesehatan tema PHBS di sekolah ada yang beda, kalau biasanya memulai interaksi dengan anak-anak itu tanyanya siapa yang belum mandi sebelum berangkat sekolah, kalau disini siapa yang mandi waktu berangkat sekolah” ujar mahasiswa yang biasa dipanggil dengan Septa ini. Kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat masih kurang, kerana belum adanya fasilitas serta sarana prasarana yang menunjang untuk itu. Diharapkan melalui program ekspedisi nusantara jaya ini khususnya pengetahuan di bidang kesehatan bisa lebih baik setelah diadakan penyuluhan kesehatan di sekolah maupun door to door kepada masyarakat. (Septa).

Related Posts

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

GDPR

  • Privacy Policy

Privacy Policy