Jepara (22/9) Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh jenis virus baru yaitu SARS-CoV-2. Penyakit ini telah ditetapkan menjadi pandemi global dan telah masuk di Indonesia dari bulan Maret hingga sekarang. Oleh karena itu, kegiatan PKL “SKM Penggerak Desa” ditengah pandemi ini disusun untuk kontribusi terhadap pencegahan penularan COVID-19 dengan pembentukan desa/dukuh tanggap COVID-19. Kegiatan PKL tahun 2020 ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena dampak dari adanya pandemi COVID-19 dan hal inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa dikarenakan harus berhadapan dan berkontribusi langsung dengan masyarakat dari domisili asal mahasiswa.
PKL “Menggerakkan Masyarakat” pada program “SKM Penggerak Desa” sudah selesai dijalankan pada tanggal 13 Juli-30 Agustus 2020. Pelaksanaan PKL penulis bertempat di Dukuh Kedungmulyo RT 01 RW 07, Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara. Sebelum penerapan program, hal yang dilakukan yaitu melakukan analisis situasi melalui wawancara dan observasi dilingkungan setempat. Dari hasil analisis situasi tersebutlah diperoleh permasalahan yang ada di Dukuh Kedungmulyo yang selanjutnya dicari solusi dan prioritas solusi permasalahannya sehingga terbentuklah suatu program yang dinamakan “Ayo Bersama Lawan COVID-19”. Adanya program ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat Dukuh Kedungmulyo terkait COVID-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam mencegah dan melawan COVID-19 secara bersama-sama. Program ini terbagi atas beberapa kegiatan yaitu edukasi COVID-19, sosialisasi dan edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru, mengorganisir penyemprotan desinfektan dan penyediaan fasilitas cuci tangan di tempat umum.
Kegiatan edukasi COVID-19 dilakukan secara langsung melalui door to door dengan cara mendatangi rumah-rumah warga. Hal ini dilakukan karena mayoritas orangtua di Dukuh Kedungmulyo tidak memiliki handphone dan menghindari adanya kerumunan di tengah pandemi COVID-19 jika dilakukan penyuluhan secara berkumpul. Hambatan yang dihadapi ketika melakukan edukasi secara door to door yaitu terdapat beberapa rumah yang penghuninya sedang pergi, sibuk atau kurang berkenan diberikan edukasi. Selain itu, edukasi ini juga membutuhkan waktu lebih lama yaitu sekitar 7 hari dikarenakan harus mendatangi rumah-rumah warga satu per satu. Akan tetapi, dengan cara door to door ini membuat interaksi dengan warga menjadi lebih dekat, dapat lebih mengetahui dan mengenal karakteristik warga serta jika ada pertanyaan dapat dibahas secara langsung. Dari kegiatan edukasi yang telah dilakukan ternyata masih terdapat warga yang tidak percaya adanya COVID-19 dan kurang peduli dalam menerapkan protokol kesehatan sebagai pencegahan COVID-19.
Sedangkan untuk kegiatan sosialisasi dan edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru telah dilakukan secara online melalui grup whatsapp dengan sasaran remaja dan pemuda Karang Taruna Dukuh Kedungmulyo. Alasan dilakukan secara online yaitu untuk menghindari kerumunan di tengah pandemi sehingga tidak memungkinkan untuk kegiatan dilakukan dengan cara mengumpulkan massa dan edukasi secara online dirasa lebih efektif dibandingkan door to door karena sasarannya remaja dan pemuda Karang Taruna yang masing-masing telah memiliki handphone. Hambatan yang dirasakan dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru secara online yaitu kurang aktifnya sasaran edukasi dikarenakan hanya beberapa saja yang merespon dan bertanya ketika pelaksanaan edukasi di whatsapp grup, serta tidak dapat mengetahui sasaran edukasi yang ada digrup membaca semua materi edukasi yang telah diberikan atau hanya dilewati saja. Selain pemberian edukasi secara online melalui grup whatsapp juga dilakukan pemasangan MMT tentang Adaptasi Kebiasaan Baru yang bertujuan agar masyarakat dapat melihat, membaca, dan menerapkan protokol kesehatan pada era Adaptasi Kebiasaan Baru sekarang ini.
Kegiatan selanjutnya yaitu mengorganisir penyemprotan desinfektan dan penyediaan fasilitas cuci tangan di tempat umum yang dilakukan karena di lingkungan Dukuh Kedungmulyo baru sekali adanya pelaksanaan penyemprotan desinfektan ketika awal-awal masuknya COVID-19 di Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah desa dan belum adanya fasilitas cuci tangan di Balai Pemberdayaan Masyarakat dan Mushola. Sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan maka dilakukan kegiatan musyawarah bersama pengurus RT dan perwakilan dari masyarakat untuk mendiskusikan terkait pelaksanaan penyemprotan desinfektan dan penyediaan fasilitas cuci tangan. Kegiatan penyemprotan desinfektan dan penyediaan fasilitas cuci tangan berjalan dengan lancar dikarenakan adanya dukungan dari Pemerintah Desa dan masyarakat Dukuh Kedungmulyo baik berupa alat, bahan, maupun tenaga yang dibutuhkan.
Seluruh kegiatan dalam program “Ayo Bersama Lawan COVID-19” ini telah terlaksana dengan baik hingga selesai dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Hasil dari kegiatan PKL SKM Penggerak Desa di Dukuh Kedungmulyo yaitu adanya perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terkait COVID-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru, adanya pelaksanaan penyemprotan desinfektan dan tersedianya fasilitas cuci tangan di tempat umum yaitu Balai Pemberdayaan Masyarakat dan Mushola sehingga masyarakat dapat melakukan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum memasuki tempat umum tersebut.