Semarang, Oktober 2025 — Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan riset humaniora dan kesejahteraan sosial melalui penelitian berjudul “Voices Behind the Lens: Exploring the Meaning of Wellbeing Literacy Among High School Students in PPSA Mandiri Through Participatory Photovoice Methodology.”
Penelitian ini diketuai oleh Fatma Kusuma Mahanani, S.Psi., M.Psi., bersama tim peneliti Hasna’ Pratiwi Kuswardani, S.Psi., M.Psi., Psi; Talitha Lintang Pertiwi, S.Psi., M.Psi.; dan Yogi Swaraswati, S.Psi., M.Si., serta melibatkan mahasiswa FIPP UNNES sebagai bagian dari pembelajaran berbasis riset.
Menggali Makna Kesejahteraan dari Perspektif Remaja

Penelitian ini berfokus pada remaja asuhan Panti Pelayanan Sosial Anak (PPSA) Mandiri, kelompok yang kerap menghadapi tantangan kompleks seperti keterbatasan akses pendidikan, stigma sosial, serta risiko kesehatan mental yang lebih tinggi. Melalui pendekatan wellbeing literacy, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana remaja memahami, menggunakan, dan mengekspresikan konsep kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari mereka
Berbeda dari pendekatan konvensional, penelitian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR) dengan teknik Photovoice, yang memberikan ruang bagi remaja untuk menyuarakan pengalaman dan makna kesejahteraan melalui media fotografi. Foto-foto yang dihasilkan kemudian menjadi dasar diskusi reflektif dan analisis tematik bersama peneliti
Dua Studi, Satu Tujuan Pemberdayaan

Penelitian ini terdiri atas dua studi utama. Studi pertama dilakukan melalui scoping review untuk memetakan perkembangan literatur wellbeing literacy pada remaja dalam lima tahun terakhir. Hasilnya menunjukkan bahwa wellbeing literacy merupakan konstruk yang unik dan berperan penting dalam meningkatkan ketahanan emosional serta menurunkan distress psikologis
Studi kedua mengeksplorasi secara langsung pengalaman wellbeing literacy remaja asuhan PPSA Mandiri melalui Photovoice. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja mampu mengekspresikan kesejahteraan melalui kosakata sederhana namun bermakna emosional, seperti bahagia, tenang, sabar, dan semangat, serta melalui narasi simbolik yang merefleksikan relasi sosial, alam, dan aspirasi masa depan mereka. Berbeda dari pendekatan penelitian konvensional yang menempatkan partisipan sebatas sebagai objek pengumpulan data, Studi 2 dalam penelitian ini secara sadar memosisikan remaja sebagai subjek aktif sekaligus young researchers. Melalui metode Participatory Action Research berbasis Photovoice, para remaja tidak hanya diminta menceritakan pengalaman mereka, tetapi juga berperan sebagai peneliti muda yang mengamati, merefleksikan, dan menafsirkan makna kesejahteraan dari sudut pandang mereka sendiri.
Kontribusi Akademik dan Luaran Penelitian
Penelitian ini menegaskan bahwa wellbeing literacy pada remaja bersifat kontekstual, reflektif, dan berorientasi tujuan, sejalan dengan Capability Model of Wellbeing Literacy yang dikembangkan oleh Oades dan kolega. Temuan ini memperkuat pentingnya lingkungan yang suportif agar remaja mampu membangun narasi kesejahteraan yang sehat dan berkelanjutan
Penguatan Peran UNNES dalam Riset Humaniora
Melalui penelitian ini, FIPP UNNES tidak hanya berkontribusi pada pengembangan ilmu psikologi, tetapi juga mendorong praktik riset yang inklusif, partisipatif, dan berpihak pada kelompok rentan. Pendekatan Photovoice menjadi sarana pemberdayaan bagi remaja untuk menyuarakan pengalaman hidup mereka sekaligus menjadi dasar perumusan intervensi kesejahteraan yang lebih responsif.




