Tim pengabdian kepada masyarakat Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Semarang (UNNES) menyelenggarakan workshop bertema “Peningkatan Pedagogy Digital Guru SD dalam Menerapkan Pembelajaran Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning melalui Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) Berbantuan Teknologi Edukasi Teachy.App dan Augmented Reality (AR) Card untuk Mewujudkan Deep Learning di KKG Gugus Diponegoro, Kabupaten Semarang”.

Gambar 1. Tim Pengabdi PGSD UNNES beserta peserta KKG Diponegoro Semarang
Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 16 Agustus 2025, di SDN Langensari 03, Ungaran Barat. Tim pengabdian diketuai oleh Aldina Eka Andriani, S.Pd., M.Pd., dengan anggota Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd., Dr. Panca Dewi Purwati, M.Pd., Dr. Yuli Witanto, M.Pd., Nugraheti Sismulyasih Sb, S.Pd., M.Pd., dan Susilo Tri Widodo, S.Pd., M.H. Tiga mahasiswa, yaitu Djenar Mahesa Ayu Yuserna, Shafira Ratu Sekartaji Putri Kediri, dan Septiana Fara Fadlilah, turut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.
Peserta workshop terdiri dari guru-guru yang tergabung dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Diponegoro, meliputi SDN Langensari 01–04, SDN Candirejo 01–02, SDN Gogik 01, MI Gogik, dan SD Islam Gintungan, dengan total 67 peserta. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran mendalam (deep learning), koding dan kecerdasan artifisial (KKA), serta pemanfaatan teknologi digital melalui Teachy.App dan AR Card.
Kegiatan diawali dengan pretest untuk mengukur pengetahuan awal peserta terkait pembelajaran mendalam dan KKA. Sesi materi pertama disampaikan oleh Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd., yang membahas implementasi pembelajaran mendalam. Ia menjelaskan bahwa “Pembelajaran mendalam adalah pendekatan yang menekankan penciptaan suasana belajar berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menyenangkan (joyful) melalui pengembangan empat aspek utama: olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu”.

Gambar 2. Kegiatan Paparan Materi I – Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd.
Materi kedua disampaikan oleh Yuuki Chleo Pratama Setiyono, S.Pd., M.Pd., mengenai Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA). Ia memaparkan bahwa pelatihan ini bertujuan membekali guru agar mampu mengajarkan konsep berpikir komputasional dan AI secara mendalam, sehingga dapat diterapkan secara optimal di kelas. Peserta juga berkesempatan mempraktikkan langsung penggunaan KKA, baik secara berkelompok maupun individu, dan beberapa di antaranya diminta mempresentasikan hasil praktiknya.

Gambar 3. Kegiatan Paparan Materi 2 – Yuuki Cleo Pratama, S.Pd., M.Pd.
Sesi terakhir dipandu oleh Ketua Tim Pengabdi, Aldina Eka Andriani, S.Pd., M.Pd., yang memperkenalkan pemanfaatan teknologi edukasi Teachy.App dan Augmented Reality (AR) Card. Peserta diajak membuat media pembelajaran berbasis kedua teknologi tersebut untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif dan imersif.

Gambar 4. Kegiatan Paparan Materi 3 – Aldina Eka Andriani, S.Pd., M.Pd.
Kegiatan ini juga berhasil meningkatkan keterampilan dan motivasi guru, yang tercermin dari luaran praktik dan respon selama workshop. Peningkatan keterampilan dibuktikan melalui hasil karya penugasan peserta, terutama dalam pembuatan Flash Card berbasis Augmented Reality (AR) menggunakan Assembler Edu dan penyusunan Perangkat Pembelajaran yang mengimplementasikan Deep Learning. Karya-karya ini menjadi bukti konkret bahwa guru telah menguasai teknis dan mampu mengintegrasikan alat digital (AI, AR) ke dalam desain pedagogis. Tingginya motivasi dan respon positif guru juga terlihat jelas selama sesi diskusi interaktif dan tanya jawab (Gambar 3), di mana guru secara antusias mengajukan pertanyaan mendalam terkait tantangan implementasi dan strategi manajemen kelas. Hal ini menunjukkan bahwa workshop ini mampu memicu sikap kreatif, kooperatif, dan mandiri peserta dalam mengadopsi inovasi pedagogi digital.
Gambar 5. Tampilan Isi Flash Card Menggunakan Asembler edu sebagai penerapan Augmented Reality oleh Peserta Workshop
Kegiatan ditutup dengan pembagian doorprize bagi peserta yang aktif berdiskusi. Salah satu peserta, Sri Pujiati, S.Pd., SD, menyampaikan apresiasinya. “Workshop ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman guru terkait pembelajaran mendalam, koding, KKA, serta pembuatan media pembelajaran melalui Teachy.App dan AR Card,” ujarnya.
Peningkatan motivasi guru merupakan salah satu dampak penting dari kegiatan workshop ini. Program pelatihan yang dirancang secara efektif, khususnya yang menawarkan pengalaman praktik langsung dan relevan dengan kebutuhan pengajaran, cenderung meningkatkan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik guru dalam mengadopsi inovasi teknologi dalam praktik pedagogis mereka (Hodovaniuk et al., 2024; Landau et al., 2022; Pathan et al., 2024; Salleh, 2022). Peningkatan motivasi dan keterampilan ini sangat krusial mengingat kompleksitas implementasi pedagogi digital dan Deep Learning dalam kurikulum pendidikan (Pongsakdi et al., 2021).
Keberhasilan program pelatihan semacam ini didukung oleh berbagai penelitian yang menekankan pentingnya pengembangan profesional berkelanjutan bagi guru untuk menghadapi tantangan dan tuntutan pendidikan abad ke-21 (Abdulrab, 2023; Purisima et al., 2025; Sekano et al., 2023). Penelitian menunjukkan bahwa guru membutuhkan dukungan dan pelatihan berkelanjutan untuk tetap termotivasi dan mahir menggunakan teknologi baru, serta bahwa motivasi merupakan faktor esensial untuk keberhasilan integrasi teknologi dalam pendidikan (Pathan et al., 2024). Workshop yang melibatkan pengalaman langsung dapat meningkatkan pemahaman dan rasa percaya diri guru dalam menggunakan alat-alat digital (Landau et al., 2022), dan pelatihan semacam ini membantu guru berpikir lebih mendalam tentang bagaimana teknologi dapat memengaruhi pendekatan pengajaran mereka (Gee & Wang, 2020).
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menegaskan bahwa workshop pengabdian masyarakat yang terencana dan didukung dengan fasilitasi yang memadai, termasuk keterlibatan mahasiswa, dapat secara efektif meningkatkan kompetensi pedagogi digital guru. Peningkatan ini tidak hanya berdampak pada pengetahuan dan keterampilan teknis tetapi juga pada motivasi guru untuk mengintegrasikan teknologi baru dalam proses pembelajaran, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan.



