Lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah capaian penting, namun itu hanyalah awal. Di Kota Semarang, ratusan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kini menghadapi tantangan baru: menguasai pengembangan kurikulum secara mandiri agar tidak lagi terjebak dalam praktik “copy and paste” yang tidak relevan dengan kebutuhan anak.
Fenomena ini menjadi sorotan utama dalam sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) intensif yang baru-baru ini diselenggarakan.
Meskipun guru-guru PAUD telah tersertifikasi PPG, praktisi pendidikan menemukan adanya gap (kesenjangan) signifikan. Pengembangan kurikulum sering kali hanya menjadi formalitas.
“Kami melihat banyak guru belum sepenuhnya siap menghadapi perubahan kebijakan kurikulum dan masih terbatas kemandiriannya. Kurikulum yang disusun seringkali tidak mencerminkan kebutuhan spesifik lembaga maupun perkembangan anak di lapangan,” ujar [Edi Waluyo].
Untuk menjawab persoalan tersebut, PkM ini memilih pendekatan inovatif: Participatory Action Research (PAR). Metode ini memposisikan guru sebagai subjek aktif, yang tidak hanya menerima materi, tetapi juga terlibat langsung dalam mengidentifikasi masalah di lembaga mereka dan merancang solusinya sendiri.
Kegiatan yang fokus pada pelatihan dan pendampingan ini secara intensif menargetkan peningkatan kemampuan guru dalam merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum PAUD yang mandiri dan berkelanjutan.
Pendampingan intensif di Semarang ini membuahkan hasil positif yang signifikan. Para guru menunjukkan peningkatan nyata dalam praktik pengembangan kurikulum.
Dampaknya meliputi:
- Peningkatan Kepercayaan Diri: Guru menjadi lebih percaya diri dan terampil dalam menyusun kurikulum.
- Kesesuaian Konteks: Kurikulum yang dihasilkan kini lebih sesuai dengan konteks lembaga, perkembangan unik anak, serta dinamika kebijakan pendidikan terbaru.
- Kualitas Terjamin: Upaya ini tidak hanya meningkatkan profesionalisme guru, tetapi juga berdampak langsung pada kualitas pembelajaran yang diterima anak usia dini, sehingga kualitas pendidikan PAUD di Semarang semakin terjamin.
Kegiatan ini membuktikan bahwa penguatan kompetensi pasca-sertifikasi adalah kunci untuk mencetak guru profesional yang adaptif dan inovatif, bukan hanya sekadar memiliki gelar sertifikasi.




