Psikologi UNNES – Prodi Psikologi Universitas Negeri Semarang menggelar acara Teaching Factory, yang berlangsung pada hari Sabtu, 28 September, dan diikuti oleh mahasiswa Prodi Psikologi melalui Zoom Meeting dari pukul 15:00 hingga 17:30 WIB (10:00 – 12:30 waktu Prancis). Acara ini menghadirkan Lobena Bensif, B.Sc., M.Sc., lulusan dari University of Paris, Prancis, sebagai narasumber yang membahas topik “Enhancing Patient Outcomes: Neuropsychological Assessment and Intervention Techniques in Hospital Settings.”.
Sumber : Dok. Psikologi UNNES
Ms. Lobena Bensif membahas penerapan teknik penilaian dan intervensi neuropsikologis di rumah sakit Prancis, khususnya di departemen psikiatri anak. Sebagai psikolog spesialis neuropsikologi, ia menangani
anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun yang mengalami gangguan perilaku dan krisis. Ms. Bensif menjelaskan bahwa neuropsikologi mempelajari gangguan kognitif dan emosional akibat disfungsi otak,
serta menguraikan sejarah pentingnya, termasuk kontribusi tokoh-tokoh seperti Franz Joseph Gall, Paul
Broca, dan John Harlow, yang menghubungkan cedera otak dengan perubahan perilaku.
Selain itu, Ms. Bensif menekankan pentingnya plastisitas otak, yaitu kemampuan otak untuk beradaptasi setelah cedera, terutama pada anak-anak. Dia juga membahas pentingnya diagnosis yang menyeluruh dan program rehabilitasi kognitif yang dirancang untuk memulihkan fungsi pasien dalam kehidupan sehari-hari. Teknik seperti remedi kognitif, terapi perilaku kognitif, dan pendekatan lintas budaya dalam psikiatri diterapkan untuk mengatasi gangguan seperti ADHD, PTSD, dan autisme, dengan dukungan tim
multidisipliner.
Acara Teaching Factory ini tidak hanya memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya neuropsikologi dalam dunia kesehatan, tetapi juga memperkuat peran psikolog dalam meningkatkan
kualitas hidup pasien melalui pendekatan intervensi yang holistik dan berbasis bukti. Diskusi bersama
Lobena Bensif memberi inspirasi bagi para mahasiswa Psikologi UNNES untuk memahami betapa
pentingnya kolaborasi multidisipliner dan pendekatan lintas budaya dalam menangani gangguan kognitif
dan emosional. Melalui acara ini, diharapkan para mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan
praktis yang lebih baik dalam menghadapi tantangan klinis di masa mendatang.