Kurikulum pada pembelajaran di sekolah mengalami banyak perubahan hingga sekarang. Perubahan tersebut terjadi tentu karena penyesuaian beberapa hal yang memang bersifat dinamis. Adaptasi perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan demi melahirkan para penerus bangsa yang lebih baik. Melalui Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka, menjadi salah satu solusi untuk para calon pendidik agar lebih memahami lingkup pendidikan, utamanya tentang kurikulum.
Diselenggarakan pada hari Kamis, (15/08), menghadirkan Chandra Adi Prabowo, S.Pd., M.Pd. sebagai pembicara. Kegiatan yang berlangsung di Aula Moh. Hatta Gedung L1 FEB UNNES ini dihadiri oleh sejumlah civitas akademika FEB, utamanya dari program studi Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Akuntansi, dan Pendidikan Administrasi Perkantoran.
Sebelum penyampaian materi, acara telah dibuka dengan sambutan oleh Wakil Dekan Bidang Bisnis, Riset, dan Kerjasama FEB UNNES, Dorojatun Prihandono S.E., M.M., Ph.D. serta Kepala Laboratorium Terpadu FEB UNNES, Dr. Bestari Dwi Handayani S.E., M.Si. Dalam sambutan tersebut, ditekankan bahwa kegiatan workshop yang mengusung tema Kurikulum Merdeka ini cukup penting untuk dipahami oleh para mahasiswa Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Akuntansi, dan Pendidikan Administrasi Perkantoran. Karena dengan adanya workshop ini, nantinya akan menjadi bekal bagi para mahasiswa FEB utamanya pada para civitas akademika yang telah hadir, dan hendak terjun pada kegiatan PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan) di semester 7 ini.
Narasumber mengawali materi dengan dua kalimat penting tentang guru dan kurikulum. Bahwasanya, menjadi seorang guru harus relevan dengan siswa, sedangkan kurikulum harus relevan dengan kondisi atau situasi yang sedang dihadapi, atau situasi yang mungkin akan dihadapi di kemudian hari. Beliau juga menceritakan tentang bagaimana munculnya Kurikulum Merdeka yang telah lahir dari adanya pandemi, kemudian ditetapkan sebagai kurikulum nasional pada era pendidikan yang sekarang.
Kurikulum Merdeka memiliki hasil yang baik, sebab itulah ditetapkan sebagai kurikulum nasional. Dikatakan baik karena capaian siswa telah mengalami peningkatan dan kurikulum merdeka terus disempurnakan dengan mengikuti atau beradaptasi pada situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Tujuan utama dari adanya Kurikulum Merdeka adalah untuk membentuk 6 (enam) karakter utama siswa yang terkandung dalam Profil Pelajar Pancasila. Diantara 6 (enam) karakter tersebut adalah beriman dan bertakwa, berkebhinekaan global, gotong-royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri.
Selain menjelaskan tentang pentingnya Kurikulum Merdeka, narasumber juga menyampaikan tentang hal apa saja yang dapat dilakukan oleh calon pendidik dalam merancang pembelajaran, serta komponen apa saja yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu projek untuk diterapkan pada siswa atau siswi di sekolah. Di akhir acara, diadakan sesi diskusi dan tanya jawab yang memperkuat pemahaman para civitas akademika tentang kurikulum serta pembelajaran di sekolah. Dengan adanya materi-materi dan sesi diskusi, diharapkan agar para mahasiswa yang berperan sebagai calon pendidik, dapat menerapkannya di lingkungan sekolah selama kegiatan PLP (Pengenalan Lingkungan Persekolahan) berlangsung.