RANGKAIAN TES YANG HARUS DILALUI UNTUK MENJADI CPNS

Universitas Negeri Semarang > FEB UNNES > RANGKAIAN TES YANG HARUS DILALUI UNTUK MENJADI CPNS

 

Oleh: Risma Nur Anissa, S.Pd.

Menuju penghujung tahun 2018 akhirnya pendaftaran CPNS dibuka kembali setelah sempat dimoratorium selama kurang lebih 4 tahun. Hal ini tentunya menjadi nafas segar bagi masyarakat yang masih ingin menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Pendaftaran CPNS ini terbuka bagi mereka yang berusia 18-35 tahun. Artinya, ini peluang besar bagi generasi milenial untuk masuk menjadi ASN. Pendaftaran CPNS sendiri sudah digaungkan sejak awal tahun 2018 kemudian setelah melalui berbagai penundaan termasuk karena sebagian besar wilayah juga sedang mempunyai hajat besar Pilkada serentak pada 27 Juni 2018, rekruitmen CPNS secara resmi dibuka pada tanggal 27 September 2018.

Para pendaftar CPNS tentu melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi ujian dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) ini. Sudah banyak beredar dipasaran buku-buku dan aplikasi di Play Store maupun App Store untuk membantu peserta mempersiapkan tes CPNS. Ujian CPNS terdiri dari dua tahap yaitu SKD (Seleksi Kompetensi Dasar) dan SKB (Seleksi Kompetensi Bidang). Semua peserta yang mendaftar harus mengikuti ujian SKD terlebih dahulu untuk kemudian diperingkat dan diambil beberapa peserta dengan nilai tertinggi untuk mengikuti SKB. Pemeringkatan ini berdasarkan banyaknya skor yang didapat peserta yang lolos passing grade (nilai ambang batas). Adapun  passing grade yang harus dipenuhi peserta sudah ditentukan untuk masing-masing subtes. Peserta harus memperoleh skor diatas passing grade agar bisa masuk pemeringkatan. Kemudian, diambil 3x jumlah  formasi dengan peringkat nilai tertinggi. Jadi yang perlu diperhatikan, lolos passing grade bukan jaminan bisa melaju ke SKB.

Tes SKD terdiri dari 3 komponen, yaitu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU), dan Tes Kepribadian (TKP). Untuk setiap soal TWK dan TIU yang benar, peserta akan mendapatkan nilai 5, jika salah akan mendapatkan skor 0. Untuk TKP sendiri tidak ada salah dan benar dalam pengerjaannya, yang ada masing masing pilihan jawaban sudah memiliki skornya masing-masing dari 1-5. Tes TWK terdiri dari 35 soal yang menguji sejauh mana pengetahuan peserta tentang Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, nasionalisme, integritas, bela negara, pilar negara hingga Bahasa Indonesia. Tes TIU menguji kemampuan verbal, numerik, figural, berpikir logis dan berpikir analitis. Sementara tes TKP menguji  sosial budaya, kreativitas dan inovasi, profesionalisme, jenjang kerja, integritas diri, semangat berprestasi, kemampuan menggerakan dan mengkoordinir orang lain, kemapuan bekerjasama dalam kelompok, pelayanan publik, teknologi informasi dan komunikasi, orientasi kepada orang lain, kemampuan beradaptasi, mengendalikan diri, bekerja mandiri dan tuntas, serta kemauan dan kemampuan belajar berkelanjutan serta orientasi pada pelayanan (Permenpan No.36 tahun 2018).

Dari soal TWK dapat dilihat sejauh mana pengetahuan peserta tentang negara dan bangsanya. Dari soal TIU dapat dilihat sejauh mana kemampuan berpikir umum peserta. Sementara dari TKP dapat dilihat bagaimana kepribadian peserta. Berbeda dengan TWK yang sudah memiliki materi tersendiri dan TIU yang sebagian besar merupakan ilmu pasti, TKP merupakan tes untuk menilai karakteristik pribadi. Tidak ada rumus benar salah disini. Tips mengerjakannya tentu saja untuk selalu jujur dalam menjawab setiap pertanyaan, karena mungkin saja tanpa disadari ada beberapa soal yang memiliki pertanyaan yang sama, yang jika dijawab berbeda tentu saja integritas kita akan diragukan.  Apabila memang dijawab dengan jujur soal TKP ini, tentu saja tujuan pemerintah untuk mendapatkan ASN yang berkepribadian baik akan tercapai. Soal dikemas sekontekstual mungkin dimana apabila setiap ASN yang nantinya lolos benar-benar dapat mengimplementasikan apa yang mereka jawab dalam tes kedalam keseharian pekerjaan mereka tentunya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Masyarakat akan terlayani dengan baik oleh ASN-ASN yang telah meninggalkan kultur dan mindset kolonialisme bahwa ASN lah yang dilayani, tapi sebaliknya, ASN yang memiliki kesadaran penuh bahwa ASN lah yang melayani.

Akhirnya, selamat melalui serangkaian seleksi para pejuang CPNS. Semoga sukses dan mendapatkan yang terbaik!