Proses Belajar di Era Pandemi: Kisah dari Australia

Universitas Negeri Semarang > FEB UNNES > Gagasan > Proses Belajar di Era Pandemi: Kisah dari Australia

Kasus pertama COVID-19 yang terkonfirmasi di Australia terjadi pada tanggal 25 Januari 2020. Untuk pencegahan penyebaran COVID-19 di Australia, berbagai upaya dilakukan seperti penutupan bandara internasional untuk mengurangi mobilisasi orang lintas negara. Pemerintah Australia melarang perjalanan menuju atau dari negara yang memiliki tingkat penularan tinggi seperti Tiongkok sejak tanggal 1 Februari; Iran, 1 Maret; Korea Selatan, 5 Maret; dan Italia, 11 Maret (https://covid19.homeaffairs.gov.au/). Sampai sekarang, bandara masih ditutup kecuali bagi warga negara Australia dan penduduk tetap Australia (permanent resident). Berbagai peraturan tegaspun dibuat seperti aturan jaga jarak secara ketat, karantina wajib bagi orang yang baru masuk ke wilayah Australia selama 2 minggu di hotel karantina dan apabila melanggar peraturan ini maka akan dikenakan denda sekitar 50 juta rupiah atau lebih tergantung dari negara bagian masing-masing. Berdasarkan data terakhir dari Departemen Kesehatan Australia (https://www.health.gov.au/), per tanggal 15 September 2020, jumlah keseluruhan kasus COVID-19 di Australia sebanyak 26.692 kasus dengan jumlah kematian 816 yang tergolong sangat rendah dibandingkan negara lain.


Proses belajar mengajar di universitaspun tak luput dari dampak pandemi ini. Di universitas tempat saya belajar sekarang, Macquarie University (MQ) yang berlokasi di Sydney, terjadi pembatasan akses kampus dan pengalihan proses belajar mengajar dari kuliah luring menjadi kuliah daring. Yang menarik adalah, sebelum situasi pandemi COVID-19, perkuliahan di MQ memadukan sumber belajar daring dalam proses perkuliahan yang diberi nama iLearn https://students.mq.edu.au/support/study/tools-and-resources/ilearn. Di platform iLearn ini, semua materi perkuliahan seperti pedoman perkuliahan, daftar bacaan, penugasan, bahkan video perkuliahan tersimpan di sistem ini untuk memudahkan mahasiswa apabila ingin mengingat kembali materi kuliah yang diajarkan. Di platform inipun, tersedia ruang diskusi secara daring dengan pantauan dari dosen sehingga mahasiswa diminta untuk menyampaikan gagasan, ide, atau respon atas pendapat temannya sebagai bentuk partisipasi aktif dalam perkuliahan. Bahkan di beberapa mata kuliah, tingkat partisipasi ini mempunyai bobot nilai khusus yang akan diakumulasikan dalam nilai akhir kuliah.


Tidak hanya terkait dengan isi perkuliahan, di sistem iLearn ini mempunyai fitur StudyWISE yang merupakan fitur bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan berbagai keterampilan. Sebagai contoh, fitur ini berisi berbagai informasi workshop atau seminar tentang cara presentasi yang baik, cara referensi dan mensitasi dengan menggunakan EndNote atau Mendeley, bahkan cara menjawab berbagai jenis penugasan (seperti cara menyusun esai yang baik), dan lain-lain. Bahkan di fitur ini juga tersedia fitur khusus bagi mahasiswa dan dosen untuk dapat menjaga kesehatan mental dan fisik khususnya di masa sulit seperti sekarang ini. Sebagai pengajar, kamipun dituntut untuk dapat melihat proses belajar mengajar khususnya dalam penugasan dengan memberikan pertimbangan khusus bagi mahasiswa terdampak COVID-19 sesuai persyaratan yang berlaku dengan tidak mengindahkan kualitas pembelajaran. Sebagian besar kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan mahasiswa ini dikelola oleh perpustakaan sehingga perpustakaan tidak hanya sebagai tempat untuk meminjam dan mengembalikan buku, skripsi, bacaan lainnya tetapi sebagai tempat belajar untuk mengembangkan keterampilan untuk mempermudah mahasiswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal, tentunya dilakukan secara daring mengingat situasi sekarang ini.


Dengan adanya platfrom iLearn ini, mahasiswa di Macquarie University sudah terbiasa dengan menggunakan sumber belajar daring sehingga ketika terjadi transisi kuliah luring menjadi daring sepenuhnya, mahasiswa tidak terlalu kaget dan dapat beradaptasi dengan lebih cepat dan mudah. Selanjutnya, mahasiswa sudah terlatih untuk menjadi pembelajar mandiri dengan bereksplorasi dan mengasah pikiran kritisnya dalam proses belajar. Dengan memusatkan proses belajar pada mahasiswa maka mahasiswa dilatih tidak hanya sebagai penerima pengetahuan secara pasif melainkan sebagai pembelajar aktif yang memiliki kemampuan memecahkan masalah secara efektif, mampu memproses dan memanfaatkan informasi serta mampu memanfaatkan teknologi secara optimal sebagai bekal mahasiswa dalam menyongsong persaingan global yang semakin kompetitif. Terlebih lagi, di era pandemi ini yang mengharuskan perubahan perkuliahan luring menjadi daring. Proses pembelajaran daring tidak dapat dipungkiri akan menjadi salah satu bentuk proses belajar kenormalan baru yang akan terus terjadi di masa yang akan datang. Dengan adanya sistem ini, maka akuntabilitas dan transparansi proses belajar mengajar dapat terekam dan terstruktur untuk mewujudkan tata kelola perkuliahan yang baik.


Alhamdulillah, karena jumlah kasus COVID-19 di Sydney khususnya dapat terkendali maka proses pembelajaran luring sudah mulai dilakukan sejak dua bulan yang lalu dengan mengikuti protokol kesehatan secara ketat. Berbagai upaya dilakukan salah satunya adalah dengan adanya duta COVID-safe yang berkeliling di kampus untuk memastikan mahasiswa dan dosen menaati semua protokol kesehatan. Semoga pandemi COVID-19 ini dapat berakhir dengan cepat dan kita semua selalu diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menatap era kenormalan baru dengan optimis. Tetap waspada dengan mematuhi protokol kesehatan.

Sandy Arief, Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi, Kandidat Doktor & Asisten Peneliti di Macquarie Business School, Macquarie University, Sydney, Australia.

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: