Pesan itulah yang disampaikan oleh Prof. Dr. Tjutju Yuniarsih, SE, M.Pd bahwa dalam mewujudkan target pendidikan bermutu maka setiap guru harus memiliki semangat kuat untuk menampilkan kinerja profesional. Kinerja profesional yang unggul datang dengan sendirinya, melainkan harus diperjuangan dan ditingkatkan, melalui program pengembangan secara berkelanjutan. Pilihannya adalah mutu atau mati disertai keyakinan dan semangat untuk terus menjadi guru profesional atau berhenti menjadi guru.
Program pengembangan guru dapat dilakukan dengan jalur pendidikan formal yaitu studi lanjut. Diselain itu, dapat ditempuh melalui pendidikan nonformal dalam bentuk keikutsertaan dalam diklat non-gelar, bai diklat fungsional maupun diklat teknis, ujar guru besar manajemen sumber daya manusia UPI Bandung.
Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd memaparkan hasil penelitian yang diperolehnya bahwa Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru di kabupaten Purworejo, hasilnya adalah kompetensi profesional guru mapel ekonomi tidak berpengaruh terhadap hasil belajar. Kompetensi guru ekonomi di kabupaten Purworejo sebanyak 65% berkategori cukup, 17,5% berkategori kurang, dan 17,5% berkategori tinggi. Data tersebut menunjukkan adanya permasalahan dalam PKB guru.
Keynote Speaker dalam seminar ini adalah Rektor Unnes, Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Beliau memaparkan penguatan Unnes sebagai LPTK melalui pengembangan kurikulum, sarana microteaching, asrama mahasiswa, inovasi pembelajaran, dan pengutan karakter mahasiswa. Seminar berlangsung dengan interaktif dengan dimoderatori oleh Dr. Kardoyo, M.Pd.
Seminar dan call for paper pendidikan ekonomi bertema pengembangan profesi berkelanjutan bagi guru ekonomi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia bertempat di hotel Grasia. Seusai seminar dilanjutkan dengan presentasi paper bagi pemalakah yang telah mengirimkan. Peserta seminar adalah guru, dosen, pemerhati pendidikan ekonomi dari berbagai provinsi di Indonesia.
Ditulis oleh Agung Kuswantoro